Presiden hadiri peringatan pengaktifan kembali pasar modal
10 Agustus 2015 13:15 WIB
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjabat tangan dengan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mulyaman D Hadad (kedua kanan) disaksikan Anggota Dewan Komisioner OJK Nurhaida (kiri) serta Dirut BEI Tito Sulistio(kanan) saat acara peringatan 38 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia' di Gedung Bursa Efek Jakarta, Senin (10/8).(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Peringatan 38 tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin.
Dalam acara tersebut Presiden menyampaikan pidato mengenai rencana peningkatan dana Jaminan Perlindungan Pemodal, meresmikan TV Bursa dengan menandatangani prasasti peresmian TV Bursa oleh Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga menyerahkan sertifikat Pencatatan Obligasi Telkom oleh Dirut BEI kepada Dirut Telkom dan menyerahkan secara simbolis formulir pembukaan rekening Efek oleh Dirut Sritex kepada perwakilan karyawan.
"Di peringatan ke-38, saya harap BEI terus membenahi diri dan memeperkuat inklusif investasi. Saya yakin pasar modal kita kuat dan kokoh. Terus kita jaga kepercayaan pasar," ujar Presiden RI dalam pidato Peringatan 38 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia itu.
Ia menyambut baik kebijakan perlindungan investor di pasar modal melalui PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI), dengan penggantian jumlah ganti rugi investor maksimal hingga Rp100 juta dari sebelumnya Rp25 juta. Itu diharapkan memberikan keamanan dan kenyamanan dalam berinvestasi.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan bahwa pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan dikarenakan pergerakannya sesuai dengan bursa global.
"IHSG melemah, tetapi kita tahu tidak hanya di Indonesia, dialami juga banyak negara baik maju maupun berkembang. Ini konsekuensi melambatnya perekonomian dunia," katanya.
Dia mengajak agar masyarakat tidak usah merasa pesimis dengan perekonomian yang melambat karena hal itu tidak hanya di Indonesia.
"Perekonomian kita masih lima besar di dunia, jadi kalau ada yang pesimis menurut saya keliru. Kita harus tetap optimis. Negara lain ada yang turun sampai 1,5-2 persen. Kita turun 0,3 persen," katanya.
Dalam acara tersebut Presiden menyampaikan pidato mengenai rencana peningkatan dana Jaminan Perlindungan Pemodal, meresmikan TV Bursa dengan menandatangani prasasti peresmian TV Bursa oleh Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga menyerahkan sertifikat Pencatatan Obligasi Telkom oleh Dirut BEI kepada Dirut Telkom dan menyerahkan secara simbolis formulir pembukaan rekening Efek oleh Dirut Sritex kepada perwakilan karyawan.
"Di peringatan ke-38, saya harap BEI terus membenahi diri dan memeperkuat inklusif investasi. Saya yakin pasar modal kita kuat dan kokoh. Terus kita jaga kepercayaan pasar," ujar Presiden RI dalam pidato Peringatan 38 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia itu.
Ia menyambut baik kebijakan perlindungan investor di pasar modal melalui PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI), dengan penggantian jumlah ganti rugi investor maksimal hingga Rp100 juta dari sebelumnya Rp25 juta. Itu diharapkan memberikan keamanan dan kenyamanan dalam berinvestasi.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan bahwa pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan dikarenakan pergerakannya sesuai dengan bursa global.
"IHSG melemah, tetapi kita tahu tidak hanya di Indonesia, dialami juga banyak negara baik maju maupun berkembang. Ini konsekuensi melambatnya perekonomian dunia," katanya.
Dia mengajak agar masyarakat tidak usah merasa pesimis dengan perekonomian yang melambat karena hal itu tidak hanya di Indonesia.
"Perekonomian kita masih lima besar di dunia, jadi kalau ada yang pesimis menurut saya keliru. Kita harus tetap optimis. Negara lain ada yang turun sampai 1,5-2 persen. Kita turun 0,3 persen," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: