Kios daging di pasar tradisional Bandung kosong
10 Agustus 2015 09:21 WIB
Kios-kios daging sapi di Blok III Pasar Senen, Jakarta, pada Minggu (9/8) juga kosong karena para pedagang mogok berjualan setelah harga daging sapi naik sampai Rp130 ribu per kilogram. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Bandung (ANTARA News) - Kios-kios penjual daging sapi di pasar-pasar tradisional Kota Bandung kosong Senin, saat para pedagang menggelar aksi mogok karena harga komoditas itu tinggi di pasaran.
"Sudah ada dua hingga tiga hari kami beristirahat berjualan. Langkah itu terpaksa kami lakukan untuk menghindari kerugian lebih besar," kata Endang Mubarok, seorang pedagang daging sapi di Pasar Kosambi.
Endang mengatakan para pedagang yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Daging Sapi Seluruh Indonesia (Apdasi) memutuskan untuk mogok berjualan sebagai bentuk protes mereka kepada pemerintah yang tidak mampu meredam kenaikan harga daging sapi.
"Harga daging di kisaran RP130 ribuan itu dampaknya konsumen turun sekitar 30 persen, sehingga berpengaruh kepada omzet," katanya.
Apdasi mendesak pemerintah menyelesaikan masalah pasokan daging supaya harga komoditas itu normal kembali.
"Biasanya selepas Lebaran harga daging sapi turun, namun kali ini terus naik, sehingga jelas tidak sehat," katanya.
Konsumen sebagian beralih membeli daging ayam karena harga daging sapi sedang mahal. Tapi tidak demikian dengan penjual bakso.
"Bagi konsumen rumahan bisa saja beralih ke daging ayam, tapi untuk bakso seperti saya tidak bisa diganti oleh daging ayam," kata Tukino, seorang penjual bakso.
Badan Urusan Logistik Jawa Barat masih terus menggelar operasi pasar daging sapi dengan menjual daging seharga Rp90 ribu per kilogram di beberapa pasar seperti Pasar Kosambi, Sederhana dan Cihaurgeulis atau Sucu untuk mengendalikan kenaikan harga.
"Sudah ada dua hingga tiga hari kami beristirahat berjualan. Langkah itu terpaksa kami lakukan untuk menghindari kerugian lebih besar," kata Endang Mubarok, seorang pedagang daging sapi di Pasar Kosambi.
Endang mengatakan para pedagang yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Daging Sapi Seluruh Indonesia (Apdasi) memutuskan untuk mogok berjualan sebagai bentuk protes mereka kepada pemerintah yang tidak mampu meredam kenaikan harga daging sapi.
"Harga daging di kisaran RP130 ribuan itu dampaknya konsumen turun sekitar 30 persen, sehingga berpengaruh kepada omzet," katanya.
Apdasi mendesak pemerintah menyelesaikan masalah pasokan daging supaya harga komoditas itu normal kembali.
"Biasanya selepas Lebaran harga daging sapi turun, namun kali ini terus naik, sehingga jelas tidak sehat," katanya.
Konsumen sebagian beralih membeli daging ayam karena harga daging sapi sedang mahal. Tapi tidak demikian dengan penjual bakso.
"Bagi konsumen rumahan bisa saja beralih ke daging ayam, tapi untuk bakso seperti saya tidak bisa diganti oleh daging ayam," kata Tukino, seorang penjual bakso.
Badan Urusan Logistik Jawa Barat masih terus menggelar operasi pasar daging sapi dengan menjual daging seharga Rp90 ribu per kilogram di beberapa pasar seperti Pasar Kosambi, Sederhana dan Cihaurgeulis atau Sucu untuk mengendalikan kenaikan harga.
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: