Aktivitas tremor Gunung Raung masih fluktuatif
8 Agustus 2015 22:36 WIB
Gempa Tektonik Gunung Raung Gunung Raung semburkan asap pekat kearah barat daya terlihat dari Desa Sumber Arum, Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (25/7). Pengamatan yang di lakukan PVMBG di pos pengamatan, terjadi satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 32 sampai 47 Lg 229. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya ()
Jember (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Jawa Timur, menyebutkan aktivitas gempa tremor Gunung Raung yang memiliki ketinggian 3.332 meter dari permukaan laut masih fluktuatif dan statusnya tetap siaga.
"Informasi yang kami dapatkan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung pada enam jam terakhir tercatat aktivitas tremor cenderung menurun, padahal sehari sebelumnya sempat meningkat," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember, Heru Widagdo, Sabtu.
Menurutnya, aktivitas gempa tremor Gunung Raung sempat meningkat pada 6-7 Agustus 2015 dengan amplitudo dominan mencapai 31 milimeter, namun pada 8 Agustus 2015 tercatat tremor cenderung menurun dengan amplitudo dominan hingga 22 milimeter.
"Gempa tremor gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi itu masih fluktuatif, kadang naik dan kadang turun. Kami selalu mendapatkan perkembangan informasi aktivitas Gunung Raung dari petugas dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung di Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi," paparnya.
Laporan aktivitas Gunung Raung pada 8 Agustus 2015 pukul 12.00-18.00 WIB terpantau secara visual cuaca mendung, angin tenang, suhu udara 23 derajat celcius, Gunung Raung tertutup kabut, kemudian terdengar suara gemuruh lemah hingga sedang.
Sedangkan secara seismik tercatat tremor vulkanik/letusan menerus dengan amplitudo 4-32 milimeter, dengan angka amplitudo dominan 22 milimeter, sehingga kesimpulan gunung yang memiliki ketinggian 3.332 mdpl itu masih berstatus siaga.
"Kendati gempa tremor cenderung menurun, kami imbau warga tetap waspada terhadap aktivitas Gunung Raung yang masih fluktuatif tersebut dan sukarelawan terus memberikan informasi perkembangan terbaru aktivitas Raung," paparnya.
Saat terjadi peningkatan gempa tremor Gunung Raung dengan amplitudo dominan di angka 31 milimeter, BPBD Jember segera melakukan antisipasi peningkatan status menjadi Awas yakni menambah jumlah pos pantau, yang sebelumnya hanya lima lokasi menjadi delapan lokasi.
Sementara pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Burhan Alethea mengatakan peningkatan aktivitas tremor dengan amplitudo dominan mencapai 32 milimeter tidak serta merta menaikkan status Gunung Raung menjadi Awas atau Level IV.
"Indikator peningkatan status menjadi awas itu, jika letusan tersebut sudah mengancam permukiman penduduk baik secara visual maupun dari data deformasi gunung api," tuturnya.
"Informasi yang kami dapatkan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung pada enam jam terakhir tercatat aktivitas tremor cenderung menurun, padahal sehari sebelumnya sempat meningkat," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember, Heru Widagdo, Sabtu.
Menurutnya, aktivitas gempa tremor Gunung Raung sempat meningkat pada 6-7 Agustus 2015 dengan amplitudo dominan mencapai 31 milimeter, namun pada 8 Agustus 2015 tercatat tremor cenderung menurun dengan amplitudo dominan hingga 22 milimeter.
"Gempa tremor gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi itu masih fluktuatif, kadang naik dan kadang turun. Kami selalu mendapatkan perkembangan informasi aktivitas Gunung Raung dari petugas dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung di Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi," paparnya.
Laporan aktivitas Gunung Raung pada 8 Agustus 2015 pukul 12.00-18.00 WIB terpantau secara visual cuaca mendung, angin tenang, suhu udara 23 derajat celcius, Gunung Raung tertutup kabut, kemudian terdengar suara gemuruh lemah hingga sedang.
Sedangkan secara seismik tercatat tremor vulkanik/letusan menerus dengan amplitudo 4-32 milimeter, dengan angka amplitudo dominan 22 milimeter, sehingga kesimpulan gunung yang memiliki ketinggian 3.332 mdpl itu masih berstatus siaga.
"Kendati gempa tremor cenderung menurun, kami imbau warga tetap waspada terhadap aktivitas Gunung Raung yang masih fluktuatif tersebut dan sukarelawan terus memberikan informasi perkembangan terbaru aktivitas Raung," paparnya.
Saat terjadi peningkatan gempa tremor Gunung Raung dengan amplitudo dominan di angka 31 milimeter, BPBD Jember segera melakukan antisipasi peningkatan status menjadi Awas yakni menambah jumlah pos pantau, yang sebelumnya hanya lima lokasi menjadi delapan lokasi.
Sementara pengamat di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Burhan Alethea mengatakan peningkatan aktivitas tremor dengan amplitudo dominan mencapai 32 milimeter tidak serta merta menaikkan status Gunung Raung menjadi Awas atau Level IV.
"Indikator peningkatan status menjadi awas itu, jika letusan tersebut sudah mengancam permukiman penduduk baik secara visual maupun dari data deformasi gunung api," tuturnya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: