Jakarta (ANTARA News) - Pakar kebijakan publik dari Universitas Nasional, Dr Rusman Ghazali, mengatakan peran perusahaan penilai seperti Surveyor Sucofindo dan Surveyor Indonesia harus dioptimalkan untuk membantu para eksportir dalam menembus manca negara.

"Meskipun di satu sisi pelemahan nilai tukar rupiah memberi beban perekonomian, namun di sisi lain ada keuntungan yang bisa kita raup, yaitu makin kompetitifnya harga komoditas Indonesia di pasar ekspor. Ini yang harus kita optimalkan," ujar Rusman di Jakarta, Jumat.

Dia menambahkan peran eksportir nasional harus dimaksimalkan menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang kini sudah menyentuh angka di kisaran Rp13.500.

Direktur Public Trust Institute, Hilmi R Ibrahim, mengemukakan, pemerintah perlu mengoptimalkan peran perusahaan penilai Sucofindo dan Surveyor Indonesia yang sudah memiliki citra yang baik di mata dunia dalam menilai komoditas-komoditas layak ekspor.

"Jadikan Sucofindo dan Surveyor Indonesia sebagai gerbang peningkatan ekspor komoditas Indonesia. Caranya, gaet mereka untuk menentukan kualitas komoditas yang akan diekspor," kata Hilmi.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengakui pemerintah agak kesulitan melihat pelemahan nilai rupiah. Akan tetapi, tidak demikian dengan para pengusaha, khususnya para eksportir yang justru mendapatkan keuntungan berlipat dari menguatnya nilai mata uang dolar AS terhadap rupiah itu.

"Pelemahan rupiah atas dolar ada yang mendapat keuntungan, eksportir yang senang saya yang pusing. Yang senang di Sulsel ini, beritanya saya pantau terus, barang-barang yang tidak kita perhatikan di sini dikerjakan dengan baik," kata Presiden Jokowi saat melepas ekspor 27 komoditas di terminal peti kemas Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, awal pekan ini.

(I025)