Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan El Nino yang mengakibatkan kekeringan hingga saat ini masih dapat diatasi dan belum berdampak terhadap ketahanan pangan nasional.

"(Dampak El Nino) kan belum, sampai Agustus kita panen. Yang kita antisipasi adalah September-Oktober," kata Amran usai mengikuti Rapat Terbatas Kabinet yang membahas antisipasi dampak El Nino terhadap ketahanan pangan di Kantor Kepresidenan Jakarta, Kamis.

Mentan menegaskan bahwa pihaknya telah mengantisipasi dampak El Nino sejak awal tahun dengan pemasangan pompa air sebanyak 21.000 unit, membangun embung, parit, dan sumur dangkal di berbagai daerah untuk mencegah terjadinya kekeringan.

"El Nino sudah diantisipasi sejak awal Januari. Pada Januari, telah membangun irigasi tersier dan sampai hari ini luasnya mencapai 1,3 juta hektare," katanya.

Dia mengungkapkan pihaknya melakukan antisipasi kekeringan dilakukan karena Indonesia termasuk kategori endemis kekeringan.

"Setiap tahun terdapat lahan 200.000 hektare yang kekeringan. Jadi bukan tahun ini saja, bukan karena El Nino, setiap tahun terjadi," kata Amran.

Dia mengungkapkan beberapa daerah yang mengalami kekeringan diantaranya Jawa Barat yakni Indramayu, Cirebon, Jawa Tengah seperti Demak, Pati, Grobogan, Jawa Timur daerah Bojonegoro dan Nusa Tenggara Timur di Kabupaten Timur Tengah Selatan.

Amran mengatakan kekeringan itu terus terjadi tiap tahunnya, namun karena ada upaya antisipasi maka telah diselamatkan seluas 100 ribu hektare tidak mengalami kekeringan.

Atas upaya tersebut, Mentan masih optimis produksi beras tahun ini sesuai dengan target 75,5 juta ton dan stok beras saat ini sekitar 1,5 juta ton.

"Sekarang masih aman, stok kita 1,5 juta ton," jelas Amran.

Dalam Rapat terbatas, Presiden Joko Widodo meminta laporan Menteri Pertanian terkait dampak El Nino yang menyebabkan kekeringan di beberapa daerah.

"Saya akan minta laporan Menteri Pertanian mengenai sawah,ladang yang sekiranya gagal panen akibat kekeringan," kata Presiden Jokowi saat memimpin Rapat Terbatas.

Presiden mengungkapkan bahwa dalam Ratas pekan lalu telah menginstruksikan untuk mengantisipasi dampak El Nino yang mengakibatkan kekeringan dan dikhawatirkan mengganggu produksi beras dan juga kebakaran hutan.

"Yang paling penting harus diantisipasi, baik bidang pertanian, kehutanan dan perikanan. Dan yang paling penting terkait sawah ladang yang kemungkinan akan terjadi gagal panen karena kekeringan," tegas Presiden.

Namun, Presiden tetap optimis kekeringan ini tidak akan mempengaruhi ketahanan pangan nasional karena beberapa daerah telah melaporkan akan panen raya pada September mendatang.

"Pekan lalu saat kunjungan ke Jawa Timur dilaporkan gubernur bahwa dampak el nino tidak terlalu besar dan dikatakan sangat kecil sekali karena akan memasuki panen pada September," ungkap Presiden.

Jokowi juga mengatakan dirinya juga mendapat laporan dari Gubernur Sulawesi Selatan saat kunjungan kerja bahwa daerahnya juga akan panen raya pada September mendatang.

"Ini lapangan yang saya tahu, mungkin di daerah-daerah lain, menteri pertanian bisa menyampaikan," kata Jokowi dalam Ratas.