Jayapura (ANTARA News) - Anggota Komisi II DPR, Enny M Saragih, miris dengan kondisi perbatasan yang ada di Indonesia. Salah satunya perbatasan antara Papua dan Papua Nugini.

"Kalau dulu kita berbatasan dengan negara asing seperti Papua Nugini, Malaysia, kita lebih maju, baik dari sarana prasarana, kita lebih maju. Tapi kalau sekarang, malah kita tertinggal dibanding mereka," kata Saragih, di Jayapura, Jumat.

Dengan kondisi itu, ia khawatir akan membuat warga negara Indonesia akan menjadi warga negara asing.

"Perlu ada keseimbangan di perbatasan itu. Misalnya di perbatasan Indonesia-Malaysia, Malaysia begitu maju, kebutuhan pokok gampang didapat, sedang masyarakat kita di perbatasan miskin," katanya.


"Ini harus diwaspadai sehingga supaya jangan sampai mereka pindah jadi warga negara tetangga dan merasa lebih enak. Jadi harus ada keseimbangan untuk masyarakat di perbatasan," kata anggota DPR dari Partai Golkar itu.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah memberi lebih banyak program pembangunan di perbatasan negara.




"Seperti kita ketahui bahwa masalah perbatasan selalu menjadi masalah. Untuk fasilitas di perbatasan, kita sama sekali minim, sangat minim. Anggaran untuk mengurus masalah perbatasan hanya Rp200 miliar dari lima tahun lalu," kata dia.