Penyair Isbedy stiawan luncurkan "Jalan Sunyi"
6 Agustus 2015 22:18 WIB
ilustrasi PELUNCURAN BUKU PUISI. Penyair Soesi Sastro, 49, bergaya dengan buku puisinya berjudul "Dalam Nafas-Nafas", pada peluncuran, bedah dan diskusi bukanya tersebut, di Goethe-haus, Jakarta. (ANTARA/Dodo Karundeng)
Bandarlampung (ANTARA News) - Penyair asal Lampung Isbedy Stiawan Z.S. menerbitkan buku puisi bertajuk "Jalan Sunyi", penerbit Siger Publisher-Lampungse.
"Buku puisi itu segera diluncurkan," kata penyair yang tergolong produktif menulis buku itu di Bandarlampung, Kamis.
Sebelumnya, kata Isbedy, dirinya menerbitkan kumpulan puisi "Pagi Lalu Cinta" pada tanggal 5 Juni lalu atau bertepatan dengan hari kelahirannya.
Buku terbaru karya penyair berjuluk "Paus Sastra Lampung" ini menghimpun 60 sajak yang ditulis dua tahun sepanjang Ramadan (2014--2015).
"Entah mengapa, saat Ramadan saya begitu tergoda untuk menulis puisi. Sentuhan estetik dan puitik yang religius begitu menggebu," kata ayah enam anak ini.
Menurut Isbedy, godaan puitiknya kerap datang pada saat-saat menjelang waktu makan sahur. Akan tetapi, ada juga saat tengah hari maupun mendekati berbuka puasa.
"Rasanya sedih kalau imaji dan atau sense of poetic itu muncul, tidak saya sambut," kata Isbedy yang juga menulis cerpen (prosa), esai, dan karya jurnalistik.
Menyinggung penerbitan Kitab Puisi "Jalan Sunyi", Isbedy mengatakan bahwa dirinya mendapatkan dukungan pembiayaan penuh dari Heri Mulyadi, mantan anggota DPRD Kota Bandarlampung dari PKS yang kini aktif sebagai pengusaha di Lampung.
Isbedy menuturkan bahwa pertemuan tanpa direncanakan dengan kawan lama dalam aktivitas jurnalistik itu membuahkan keinginan kolumnis Heri Mulyadi yang kini pengusaha di PT Zakwan Agrindo Perkasa untuk bekerja sama menerbitkan "Jalan Sunyi" tersebut.
"Bahkan, saya meminta Heri Mulyadi membuat pengantar penutup untuk kitab puisi saya itu, dan dia bersedia," ujar Isbedy lagi.
"Buku puisi itu segera diluncurkan," kata penyair yang tergolong produktif menulis buku itu di Bandarlampung, Kamis.
Sebelumnya, kata Isbedy, dirinya menerbitkan kumpulan puisi "Pagi Lalu Cinta" pada tanggal 5 Juni lalu atau bertepatan dengan hari kelahirannya.
Buku terbaru karya penyair berjuluk "Paus Sastra Lampung" ini menghimpun 60 sajak yang ditulis dua tahun sepanjang Ramadan (2014--2015).
"Entah mengapa, saat Ramadan saya begitu tergoda untuk menulis puisi. Sentuhan estetik dan puitik yang religius begitu menggebu," kata ayah enam anak ini.
Menurut Isbedy, godaan puitiknya kerap datang pada saat-saat menjelang waktu makan sahur. Akan tetapi, ada juga saat tengah hari maupun mendekati berbuka puasa.
"Rasanya sedih kalau imaji dan atau sense of poetic itu muncul, tidak saya sambut," kata Isbedy yang juga menulis cerpen (prosa), esai, dan karya jurnalistik.
Menyinggung penerbitan Kitab Puisi "Jalan Sunyi", Isbedy mengatakan bahwa dirinya mendapatkan dukungan pembiayaan penuh dari Heri Mulyadi, mantan anggota DPRD Kota Bandarlampung dari PKS yang kini aktif sebagai pengusaha di Lampung.
Isbedy menuturkan bahwa pertemuan tanpa direncanakan dengan kawan lama dalam aktivitas jurnalistik itu membuahkan keinginan kolumnis Heri Mulyadi yang kini pengusaha di PT Zakwan Agrindo Perkasa untuk bekerja sama menerbitkan "Jalan Sunyi" tersebut.
"Bahkan, saya meminta Heri Mulyadi membuat pengantar penutup untuk kitab puisi saya itu, dan dia bersedia," ujar Isbedy lagi.
Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: