Manado (ANTARA News) - Ratusan Santri Pondok Pesantren Al-Khairaat, Mapanget, Manado terpaksa diliburkan karena kehilangan tempat belajar akibat musibah kebakaran yang menghanguskan bangunan gedung yang selama ini digunakan tempat belajar.
Pimpinan Ponpes Al Khairaat Manado, Sarifah Fatmah di Manado, Kamis mengatakan sementara santri diliburkan untuk memberikan kesempatan petugas berbenah setelah kebakaran Rabu(5/8) malam.
Musibah kebakaran diketahui terjadi Rabu malam, sekitar pukul 23.00 wita, menghangus satu gedung sekolah aliyah (setara SMA) kantor, perpustakaan dan laboratorium komputer yang berada satu atap.
Menurut Sarifah Fatma yang juga anggota DPRD Kota Manado itu, sesuai keterangan diperoleh bahwa api bermula terlihat dari gedung laboratorium komputer dan dengan cepat menjilat seluruh badan bangunan.
"Kebetulan anginnya cukup kencang sehingga memudahkan api menjalar kegedung yang berdekatan dengan asrama putri", katanya.
Fatma mengatakan, jumlah santri yang menimba ilmu di ponpes tersebut sebanyak ratusan orang terdiri dari santri diniyah, tsanawiyah dan aliyah, disaat musibah kebakaran para santri sudah beristirahat.
"Kami bersyukur dalam musibah tersebut tidak ada korban jiwa, meski kerugian ditaksi mencapai ratusan juta terdiri dari bangunan dan seluruh perangkat pendidikan yang ada didalamnya sdrta puluhan ton beras, minyak kelapa, air mineral, mie instan, telur dan lainnya yang berada digedung tersebut ikut terbakar", jelasnya.
Untuk sementara para santri dan santriwati yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari Kota Manado dibolehkan pulang ke rumahnya masing-masing sedangkan mereka yang berada di luar kota boleh berada diponpes.
Sementara itu, salah satu santri mengatakan, sebelumnya dilokasi ponpos sedang terjadi pemadaman aliran listrik oleh pihak PLN dan oleh pengurus ponpes menyalakan genset, namun beberapa jam kemudian terjadi musibah tersebut.
Santri Al-Khairaat Manado kehilangan tempat belajar
6 Agustus 2015 12:13 WIB
mobil pemadam kebakaran (FOTO ANTARA/Jessica Wuysang)
Pewarta: Melky Rodolf Tumiwa
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: