Total E&P Indonesie operasikan pipa baru di Blok Mahakam
4 Agustus 2015 01:19 WIB
Salah satu instalasi pengolahan migas yang dioperasikan Total E&P Indonesie di Mahakam, Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (1/5). Operator Blok Mahakam Kaltim, Total E&P Indonesie, mengalokasikan dana investasi untuk proyek pengembangan South Mahakam fase tiga sekitar Rp3 triliun (306 juta dolar AS), rencana pengembangan (plan of development/POD) tersebut terdiri dari 185 juta dolar AS untuk pengeboran dan 121 juta dolar AS untuk fasilitas penunjang. (FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma)
Balikpapan (ANTARA News) - Total E&P Indonesie mulai mengoperasikan pipa berdiameter 12 inci sepanjang 12,6 kilometer dari anjungan BA di Lapangan Bekapai menuju anjungan SWP-K di Lapangan Peciko sejak 25 Juli lalu.
Presiden dan General Manager Total Indonesie Hardy Pramono di Balikpapan, Senin, menjelaskan kedua anjungan itu berada di Selat Makassar, di lepas pantai Senipah, Samboja, lebih kurang 60 kilometer utara Balikpapan, Kalimantan Timur, dan bagian dari Blok Mahakam, wilayah kerja Total sejak 1967.
Dengan beroperasinya pipa baru berkapasitas 100 MMSCFD (juta metrik standar kaki kubik per hari), produksi gas Lapangan Bekapai telah meningkat menjadi 50 MMSCFD sejak 29 Juli 2015.
Pipa baru tersebut juga mengurangi beban pipa lama, yang juga berdiameter 12 inci dan hampir berusia 30 tahun, yang menghubungkan antara ladang-ladang minyak di Bekapai dengan fasilitas pengolahan di Senipah.
"Kami perkirakan produksi gas akan mencapai 75 MMSCFD setelah dilakukan kegiatan perawatan sumur pada akhir Juli 2015 lalu," kata Hardy Pramono.
Ia menambahkan bahwa pengoperasian pipa tersebut lebih cepat satu minggu dari jadwal yang telah disepakati dengan pemerintah, dalam hal ini SKK Migas.
Komitmen "Ready for Start Up" (RFSU) menyatakan pipa sudah harus bisa dipakai selambatnya pada 1 Agustus 2015. Dengan percepatan itu, Total E&P menghemat biaya sebesar 10 juta dolar AS atau tidak kurang dari Rp130 miliar.
Pramono menambahkan bahwa keseluruhan kegiatan mulai dari pengadaan barang dan jasa, perancangan, pembangunan, perakitan, pra-ujicoba, ujicoba, hingga mulai resmi digunakan, berjalan sangat aman.
"Seluruhnya tanpa LTI (lost time of injuries)," tambahnya.
LTI adalah kecelakaan atau cedera yang menyebabkan si korban tidak dapat bekerja dalam waktu tertentu dan menampilkan apa yang diharapkan darinya
Dengan risiko tinggi bekerja di anjungan minyak, apalagi di lepas pantai, kecelakaan karena berbagai sebab selalu mengintai setiap mereka yang terlibat. Sebab itu, bila pekerjaan bisa diselesaikan tanpa LTI sangat membanggakan.
Presiden dan General Manager Total Indonesie Hardy Pramono di Balikpapan, Senin, menjelaskan kedua anjungan itu berada di Selat Makassar, di lepas pantai Senipah, Samboja, lebih kurang 60 kilometer utara Balikpapan, Kalimantan Timur, dan bagian dari Blok Mahakam, wilayah kerja Total sejak 1967.
Dengan beroperasinya pipa baru berkapasitas 100 MMSCFD (juta metrik standar kaki kubik per hari), produksi gas Lapangan Bekapai telah meningkat menjadi 50 MMSCFD sejak 29 Juli 2015.
Pipa baru tersebut juga mengurangi beban pipa lama, yang juga berdiameter 12 inci dan hampir berusia 30 tahun, yang menghubungkan antara ladang-ladang minyak di Bekapai dengan fasilitas pengolahan di Senipah.
"Kami perkirakan produksi gas akan mencapai 75 MMSCFD setelah dilakukan kegiatan perawatan sumur pada akhir Juli 2015 lalu," kata Hardy Pramono.
Ia menambahkan bahwa pengoperasian pipa tersebut lebih cepat satu minggu dari jadwal yang telah disepakati dengan pemerintah, dalam hal ini SKK Migas.
Komitmen "Ready for Start Up" (RFSU) menyatakan pipa sudah harus bisa dipakai selambatnya pada 1 Agustus 2015. Dengan percepatan itu, Total E&P menghemat biaya sebesar 10 juta dolar AS atau tidak kurang dari Rp130 miliar.
Pramono menambahkan bahwa keseluruhan kegiatan mulai dari pengadaan barang dan jasa, perancangan, pembangunan, perakitan, pra-ujicoba, ujicoba, hingga mulai resmi digunakan, berjalan sangat aman.
"Seluruhnya tanpa LTI (lost time of injuries)," tambahnya.
LTI adalah kecelakaan atau cedera yang menyebabkan si korban tidak dapat bekerja dalam waktu tertentu dan menampilkan apa yang diharapkan darinya
Dengan risiko tinggi bekerja di anjungan minyak, apalagi di lepas pantai, kecelakaan karena berbagai sebab selalu mengintai setiap mereka yang terlibat. Sebab itu, bila pekerjaan bisa diselesaikan tanpa LTI sangat membanggakan.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: