Muhammadiyah dorong Indonesia tampil di kompetisi internasional
3 Agustus 2015 11:43 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin (kiri) memberi sambutan pada pembukaan Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan Muktamar Satu Abad Aisyiyah disaksikan Presiden Joko Widodo (kanan), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kedua kanan) dan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (ketiga kanan), di Lapangan Karebosi Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (3/8). (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
Makassar (ANTARA News) - Muhammadiyah mendorong Indonesia tampil dalam kompetisi di antara negara-negara di dunia untuk mencapai kemajuan, kata Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Samsuddin.
Dalam pidatonya saat membuka Muktamar Muhammadiyah ke-47 dan Muktamar Satu Abad Aisyiyah di Lapangan Karebosi, Makassar, Senin, ia mengatakan Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam memiliki visi Islam Berkemajuan serta Muhammadiyah yang lahir di Indonesia sejak 1912 sudah memiliki visi tersebut sejak didirikan.
Hadir pada pembukaan muktamar tersebut Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana, sejumlah menteri kabinet antara lain Menko Polhukam Tedjo Purdijatno, Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Perindustrian Saleh Husein.
Hadir juga Ketua MPR RI Zulkifli Hasan serta Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Ketua DPD RI Irman Gusman dan Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad, serta mantan Ketua DPR RI Agung Laksono.
Menurut Din Syamsuddin, Muhammadiyah terlibat dengan elemen bangsa yang lain dalam kontribusi memajukan negara termasuk tampil dalam kemajuan ekonomi regional melalui perdagangan bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Pemerintah adalah mitra strategis Muhammadiyah," katanya.
Din menegaskan, Muhammadiyah konsisten membantu pemerintah dan nagara melalui dakwah-dakwah pencerahan seperti di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial.
Hubungan Muhammadiyah dengan pemerintah, kata dia, bersifat proporsional sehingga Muhammadiyah akan berada di garda terdepan untuk kemajuan bangsa dan negara.
"Muhammadiyah adalah gerakan amar makruf nahi munkar, sehingga jika ada kebijakan pemerintah yang tidak sejalan dengan amanah konstitusi Muhammadiyah juga tidak segan-segak menjadi lembaga pengkritik," katanya.
Dalam pidatonya saat membuka Muktamar Muhammadiyah ke-47 dan Muktamar Satu Abad Aisyiyah di Lapangan Karebosi, Makassar, Senin, ia mengatakan Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam memiliki visi Islam Berkemajuan serta Muhammadiyah yang lahir di Indonesia sejak 1912 sudah memiliki visi tersebut sejak didirikan.
Hadir pada pembukaan muktamar tersebut Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana, sejumlah menteri kabinet antara lain Menko Polhukam Tedjo Purdijatno, Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Perindustrian Saleh Husein.
Hadir juga Ketua MPR RI Zulkifli Hasan serta Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Ketua DPD RI Irman Gusman dan Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad, serta mantan Ketua DPR RI Agung Laksono.
Menurut Din Syamsuddin, Muhammadiyah terlibat dengan elemen bangsa yang lain dalam kontribusi memajukan negara termasuk tampil dalam kemajuan ekonomi regional melalui perdagangan bebas ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Pemerintah adalah mitra strategis Muhammadiyah," katanya.
Din menegaskan, Muhammadiyah konsisten membantu pemerintah dan nagara melalui dakwah-dakwah pencerahan seperti di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial.
Hubungan Muhammadiyah dengan pemerintah, kata dia, bersifat proporsional sehingga Muhammadiyah akan berada di garda terdepan untuk kemajuan bangsa dan negara.
"Muhammadiyah adalah gerakan amar makruf nahi munkar, sehingga jika ada kebijakan pemerintah yang tidak sejalan dengan amanah konstitusi Muhammadiyah juga tidak segan-segak menjadi lembaga pengkritik," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: