Suku Kurdi Irak kutuk pengeboman Turki di Irak Utara
2 Agustus 2015 08:29 WIB
Tentara Tuki bersiaga di kota perbatasan Akcakale, Provinsi Sanliurfa, Turki, Senin (15/6/15), dengan latar belakang sebuah bangunan berbendera Negara Islam (ISIS) di kota Tel Abyad, bagian utara Suriah. Sejumlah anggota suku Kurdi di Suriah telah mengambil posisi dan siap menyerang kota Tel Abyad yang di kuasai ISIS. (REUTERS/Umit Bektas TPX IMAGES OF THE DAY)
Arbil, Irak (ANTARA News) - Pemerintah Wilayah Semi-Otonomi Kurdi Irak pada Sabtu (1/8) mengutuk serangan udara Turki ke sasaran kelompok terlarang Partai Pekerja Kurdi (PKK) di Irak Utara yang menewaskan delapan orang dan melukai 10 orang lagi.
"Kami mengutuk pengeboman yang mengakibatkan meninggalnya beberapa orang dan menuntut Pemerintah Turki tidak mengebom warga sipil lagi," kata presiden wilayah itu di dalam satu pernyataan.
Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah pesawat tempur Turki mengebom beberapa desa di Gunung Qandil, yang menewaskan delapan warga dan petempur PKK serta melukai 10 orang lagi.
Kebanyakan korban meninggal di Desa Zarkeli di Daerah Rawanduz di sebelah timur ibu kota wilayah Arbil, yang berada sekitar 350 kilometer di sebelah utara ibu kota Irak, Baghdad.
"Petempur PKK harus menjauhkan pertempuran dari wilayah Kurdi supaya warga sipil tidak menjadi korban perang ini," demikian pernyataan presiden wilayah Kurdi yang dikutip kantor berita Xinhua.
Ia menambahkan bahwa perang itu akan mempengaruhi warga sipil jika terus berlanjut dan mendesak Pemerintah Turki serta anggota PKK melanjutkan pembicaraan perdamaian.
Turki baru-baru ini melancarkan serangan terhadap anggota kelompok Negara Islam (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS) dan petempur PKK, termasuk serangan udara dan pengeboman artileri terhadap mereka di Suriah dan Irak.
Pada 24 Juli, jet-jet tempur Turki mengebom Irak Utara untuk pertama kali dalam dua-setengah tahun setelah penyelesaian damai masalah Kurdi di Turki dicapai antara Ankara dan pemimpin Kurdi Abdullah Ocalan pada Maret 2013. (Uu.C003)
"Kami mengutuk pengeboman yang mengakibatkan meninggalnya beberapa orang dan menuntut Pemerintah Turki tidak mengebom warga sipil lagi," kata presiden wilayah itu di dalam satu pernyataan.
Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah pesawat tempur Turki mengebom beberapa desa di Gunung Qandil, yang menewaskan delapan warga dan petempur PKK serta melukai 10 orang lagi.
Kebanyakan korban meninggal di Desa Zarkeli di Daerah Rawanduz di sebelah timur ibu kota wilayah Arbil, yang berada sekitar 350 kilometer di sebelah utara ibu kota Irak, Baghdad.
"Petempur PKK harus menjauhkan pertempuran dari wilayah Kurdi supaya warga sipil tidak menjadi korban perang ini," demikian pernyataan presiden wilayah Kurdi yang dikutip kantor berita Xinhua.
Ia menambahkan bahwa perang itu akan mempengaruhi warga sipil jika terus berlanjut dan mendesak Pemerintah Turki serta anggota PKK melanjutkan pembicaraan perdamaian.
Turki baru-baru ini melancarkan serangan terhadap anggota kelompok Negara Islam (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS) dan petempur PKK, termasuk serangan udara dan pengeboman artileri terhadap mereka di Suriah dan Irak.
Pada 24 Juli, jet-jet tempur Turki mengebom Irak Utara untuk pertama kali dalam dua-setengah tahun setelah penyelesaian damai masalah Kurdi di Turki dicapai antara Ankara dan pemimpin Kurdi Abdullah Ocalan pada Maret 2013. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
Tags: