Iran bantah tuduhan teror Bahrain
31 Juli 2015 04:19 WIB
Ilustrasi. Pengunjuk rasa anti-pemerintah membakar sebuah mobil untuk memblokir jalan saat peringatan dua tahun revolusi di Budaiya, Bahrain, Kamis (14/2). Pengunjuk rasa membakar ban dan memblokir sebagian besar jalan-jalan utama menuju berbagai jalan raya dan menyebabkan keterlambatan dalam arus lalu lintas pagi hari. Peringatan-peringatan telah diterbitkan untuk warga negara Inggris dan AS yang tinggal di negara tersebut. Sekolah-sekolah Inggris dan Amerika juga diliburkan. (REUTERS/Hamad I Mohammed)
Teheran (ANTARA News) - Seorang diplomat senior Iran mengutuk keras pengeboman di Bahrain baru-baru ini serta dengan tegas membantah pernyataan seorang menteri Bahrain bahwa serangan teroris itu terkait dengan Iran.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Arab dan Afrika Hossein Amir-Abdollahian, Kamis, mengecam ledakan bom di Pulau Bahrain bagian timur, Sitra, yang terletak 12 kilometer tenggara ibu kota, Manama, pada 28 Juli. Insiden itu merenggut nyawa dua orang polisi, lapor OANA News.
Seorang petugas ketiga terluka parah dan lima petugas lainnya mengalami cedera ringan hingga menengah.
Amir-Abdollahian menolak klaim Menteri Luar Negeri Bahrain Sheikh Khaled bin Ahmed Al Khalifa tentang hubungan antara Teheran dan ledakan mematikan itu dan menyebutnya "sangat tidak benar." Dia mengatakan tuduhan itu benar-benar disengaja saat Menteri Luar Negeri Iran Mohamed Javad Zarif memulai tur diplomatik ke negara-negara kawasan.
"Sayangnya, perilaku suku beberapa unsur radikal dalam pemerintah Bahrain, dan penghinaan mereka yang disengaja pada keyakinan agama Muslim telah menyebabkan keretakan menganga antara pemerintah dan rakyat (di Bahrain)," kata wakil Menteri Luar Negeri Iran.
"Kami menyarankan Menteri Luar Negeri Bahrain untuk berpikir bermain peran positif dan konstruktif mengenai keamanan kolektif di wilayah tersebut, dan (mewujudkan) rekonsiliasi nasional antara pemerintah Bahrain dan rakyatnya, bukan memicu konflik agama di Bahrain dan kawasan," kata Amir-Abdollahian dalam laporan Press TV.
Pejabat senior Iran itu menambahkan bahwa pelanggaran hak asasi manusia yang sistematis di rezim Al Khalifa dan operasi keamanan akan lebih menyulitkan situasi di Bahrain. Ia menekankan bahwa Teheran hanya mendukung solusi politik untuk krisis di monarki Arab itu.
Pada Selasa, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marziyeh Afkham juga mengecam serangan teror di Bahrain.
Bahrain mengklaim pada Sabtu bahwa mereka telah menggagalkan rencana penyelundupan senjata dan bahan peledak oleh dua warga Bahrain yang memiliki hubungan dengan Iran. Kemudian, Manama juga mengklaim bahwa bahan peledak, yang digunakan dalam pemboman Sitra mirip dengan yang diduga, disita setelah diselundupkan dari Iran.
Afkham juga membantah klaim itu dan menyebutnya sebagai propaganda media pemerintah Bahrain.
(Uu.G003/T008)
Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Arab dan Afrika Hossein Amir-Abdollahian, Kamis, mengecam ledakan bom di Pulau Bahrain bagian timur, Sitra, yang terletak 12 kilometer tenggara ibu kota, Manama, pada 28 Juli. Insiden itu merenggut nyawa dua orang polisi, lapor OANA News.
Seorang petugas ketiga terluka parah dan lima petugas lainnya mengalami cedera ringan hingga menengah.
Amir-Abdollahian menolak klaim Menteri Luar Negeri Bahrain Sheikh Khaled bin Ahmed Al Khalifa tentang hubungan antara Teheran dan ledakan mematikan itu dan menyebutnya "sangat tidak benar." Dia mengatakan tuduhan itu benar-benar disengaja saat Menteri Luar Negeri Iran Mohamed Javad Zarif memulai tur diplomatik ke negara-negara kawasan.
"Sayangnya, perilaku suku beberapa unsur radikal dalam pemerintah Bahrain, dan penghinaan mereka yang disengaja pada keyakinan agama Muslim telah menyebabkan keretakan menganga antara pemerintah dan rakyat (di Bahrain)," kata wakil Menteri Luar Negeri Iran.
"Kami menyarankan Menteri Luar Negeri Bahrain untuk berpikir bermain peran positif dan konstruktif mengenai keamanan kolektif di wilayah tersebut, dan (mewujudkan) rekonsiliasi nasional antara pemerintah Bahrain dan rakyatnya, bukan memicu konflik agama di Bahrain dan kawasan," kata Amir-Abdollahian dalam laporan Press TV.
Pejabat senior Iran itu menambahkan bahwa pelanggaran hak asasi manusia yang sistematis di rezim Al Khalifa dan operasi keamanan akan lebih menyulitkan situasi di Bahrain. Ia menekankan bahwa Teheran hanya mendukung solusi politik untuk krisis di monarki Arab itu.
Pada Selasa, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marziyeh Afkham juga mengecam serangan teror di Bahrain.
Bahrain mengklaim pada Sabtu bahwa mereka telah menggagalkan rencana penyelundupan senjata dan bahan peledak oleh dua warga Bahrain yang memiliki hubungan dengan Iran. Kemudian, Manama juga mengklaim bahwa bahan peledak, yang digunakan dalam pemboman Sitra mirip dengan yang diduga, disita setelah diselundupkan dari Iran.
Afkham juga membantah klaim itu dan menyebutnya sebagai propaganda media pemerintah Bahrain.
(Uu.G003/T008)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: