Koba (ANTARA News) - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Syamsuhairil menyatakan penutupan operasional PT Koba Tin memicu angka pengangguran.

"Lapangan pekerjaan semakin sempit, ditambah pula PT Koba Tin tidak beroperasi lagi sehingga memicu pengangguran," katanya di Koba, Rabu.

Ia menjelaskan, PT Koba Tin menyerap ribuan tenaga kerja dan sejak kontrak karya (KK) perusahaan bijih timah itu tidak diperpanjang lagi maka memicu angka pengangguran.

"Sekarang yang menjadi pertanyaan, siapa yang merekomendasikan ditutupnya PT Koba Tin sehingga memicu tingginya angka pengangguran," ujarnya dengan nada bertanya.

Ia mengatakan, sekarang ini status PT Koba Tin dalam posisi mengambang karena terjadi perebutan kepemilikan saham antara pihak Pemkab Bangka Tengah, Pemprov Babel, Pemkab Bangka Selatan dan PT Timah sebagai lembaga BUMN.

"Sekarang ini pemerintah daerah kembali ngotot untuk mengoperasikan kembali PT Koba Tin, sementara dulu juga ngotot kontrak karya perusahaan tersebut tidak diperpanjang," ujarnya.

Ia menyayangkan berhentinya operasional PT Koba Tin karena keberadaan perusahaan tersebut cukup membantu jalannya roda perekonomian di Bangka Tengah.

"Cukup banyak tenaga kerja asal Bangka Tengah yang berhenti bekerja sejak PT Koba Tin ditutup dan juga berimbas terhadap daya beli serta jalannya roda perekonomian daerah," ujarnya.