Abu Gunung Raung hingga ke Probolinggo
29 Juli 2015 22:17 WIB
Gempa Tektonik Gunung Raung Gunung Raung semburkan asap pekat kearah barat daya terlihat dari Desa Sumber Arum, Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (25/7). Pengamatan yang di lakukan PVMBG di pos pengamatan, terjadi satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 32 sampai 47 Lg 229. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya ()
Probolinggo (ANTARA News) - Hujan abu vulkanik yang dikeluarkan Gunung Raung masih terjadi dan menyebar hingga ke sejumlah wilayah daerah barat daya dari gunung itu termasuk ke Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
"Hujan abu vulkanik dari kegiatan Gunung Raung itu menyebar hingga enam wilayah Kecamatan di Kabupaten Probolinggo terutama di Kecamatan Paiton, Pajarakan, Banyu Anyar, Dringu, Pakuniran, dan Kraksaan bahkan abu vulkanik tersebut hingga ke Kota Probolinggo," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Jayadi, Rabu.
Ia mengatakan, Gunung Raung masih berstatus siaga, sehingga masyarakat diimbau harus berhari-hati atas penyebaran abu vulkanik tersebut karena mengandung silika tajam, sehingga membuat lebih iritatif di mukosa selaput mata dan pernapasan dan dikhawatirkan orang yang terpapar abu ini bisa terkena radang mata atau radang pernapasan.
"Penyebaran abu raung ini sangat membahayakan untuk kesehatan, terutamanya untuk anggota tubuh seperti mata dan radang pernafasan karena abu raung tersebut mengandung silika tajam yang dapat membuat lebih iritatif di mukosa selaput mata dan pernapasan jika dihirup secara terus menerus," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan agar masyarakat sebisa mungkin di rumah terutama jika masih terjadi hujan abu. Apabila masyarakat ingin keluar rumah, maka sebaiknya menggunakan masker, dan jika naik motor, maka mata harus dilindungi dengan memakai kaca mata atau memakai helm yang tertutup.
"Imbauan penggunaan masker ini diutamakan bagi warga yang berpotensi alergi dan sebelumnya sudah memiliki keluhan pada saluran pernapasan karena dikhawatirkan partikel abu yang sangat halus ini bisa masuk ke paru-paru ketika bernapas, sehingga apabila paparan terhadap abu cukup tinggi, maka gangguan pernafasan," jelasnya.
Sampai saat sejauh ini, ia menambahkan masih belum ada laporan dari masyarakat terkait peningkatan keluhan saluran napas. Meskipun belum ada laporan, pihaknya kini sudah menyiagakan semua sumber daya yang dimiliki BPBD untuk membantu masyarakat.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo, Mudzakir mengatakan ada pengaruh abu vulkanik dari semburan Gunung Raung ke tanaman tembakau yang terkena abu vulkanik gunung raung, karena kualitas tembakaunya akan mengalami penurunan, sehingga tidak dapat digunakan dengan baik.
"Kondisi paling parah dari tembakau yang terkena abu raung adalah di Kecamatan Paiton yang mana tempat tersebut menjadi sentra tembakau di Kabupaten Probolinggo, namun kami masih menunggu hingga pertengahan bulan Agustus untuk mengetahui berapa hasil produktivitas tembakau karena sekarang masih dalam masa tanam," tandasnya.
"Hujan abu vulkanik dari kegiatan Gunung Raung itu menyebar hingga enam wilayah Kecamatan di Kabupaten Probolinggo terutama di Kecamatan Paiton, Pajarakan, Banyu Anyar, Dringu, Pakuniran, dan Kraksaan bahkan abu vulkanik tersebut hingga ke Kota Probolinggo," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Jayadi, Rabu.
Ia mengatakan, Gunung Raung masih berstatus siaga, sehingga masyarakat diimbau harus berhari-hati atas penyebaran abu vulkanik tersebut karena mengandung silika tajam, sehingga membuat lebih iritatif di mukosa selaput mata dan pernapasan dan dikhawatirkan orang yang terpapar abu ini bisa terkena radang mata atau radang pernapasan.
"Penyebaran abu raung ini sangat membahayakan untuk kesehatan, terutamanya untuk anggota tubuh seperti mata dan radang pernafasan karena abu raung tersebut mengandung silika tajam yang dapat membuat lebih iritatif di mukosa selaput mata dan pernapasan jika dihirup secara terus menerus," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan agar masyarakat sebisa mungkin di rumah terutama jika masih terjadi hujan abu. Apabila masyarakat ingin keluar rumah, maka sebaiknya menggunakan masker, dan jika naik motor, maka mata harus dilindungi dengan memakai kaca mata atau memakai helm yang tertutup.
"Imbauan penggunaan masker ini diutamakan bagi warga yang berpotensi alergi dan sebelumnya sudah memiliki keluhan pada saluran pernapasan karena dikhawatirkan partikel abu yang sangat halus ini bisa masuk ke paru-paru ketika bernapas, sehingga apabila paparan terhadap abu cukup tinggi, maka gangguan pernafasan," jelasnya.
Sampai saat sejauh ini, ia menambahkan masih belum ada laporan dari masyarakat terkait peningkatan keluhan saluran napas. Meskipun belum ada laporan, pihaknya kini sudah menyiagakan semua sumber daya yang dimiliki BPBD untuk membantu masyarakat.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo, Mudzakir mengatakan ada pengaruh abu vulkanik dari semburan Gunung Raung ke tanaman tembakau yang terkena abu vulkanik gunung raung, karena kualitas tembakaunya akan mengalami penurunan, sehingga tidak dapat digunakan dengan baik.
"Kondisi paling parah dari tembakau yang terkena abu raung adalah di Kecamatan Paiton yang mana tempat tersebut menjadi sentra tembakau di Kabupaten Probolinggo, namun kami masih menunggu hingga pertengahan bulan Agustus untuk mengetahui berapa hasil produktivitas tembakau karena sekarang masih dalam masa tanam," tandasnya.
Pewarta: Zumrotun Solichah/Laily Widya Ari Shandi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: