Brussels (ANTARA Newss) - NATO sangat menyokong Turki dalam memerangi militan ISIS di Suriah pada pertemuan darurat Selasa waktu setempat, namun menyuarakan keperihatinan bahwa serangan kepada pejuang Kurdi bakal merusak pembicaraan damai dengan pemberontak.

Pertemuan darurat ini digelar setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan tak bisa melanjutkan negosiasi dengan Kurdi setelah Turki diguncang rangkaian serangan maut.

Jet-jet Turki kemudian membomi militan Kurdi di Turki tenggara setelah militan Kurdi menembaki pasukan keamanan Turki. Ini membuat terjadi perang segitiga antara ISIS, Kurdi dan Turki.

"Semua sekutu mengutarakan dukungan kuatnya untuk Turki dan kami semua bersatu dalam solidaritas bersama Turki. Kami mengutuk keras serangan teroris," kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg setelah pertemuan pada duta besar NATO di Brussels itu.

Stoltenberg menyatakan Turki tidak meminta bantuan militer NATO karena pasukan Turki adalah yang kedua terbesar di NATO setelah Amerika Serikat. Dia juga menyambut meningkatnya serangan Turki ke ISIS.

Parlemen Turki akan menggelar sidang darurat hari ini untuk membahas ancaman-ancaman keamanan di negeri ini.

Ankara meminta pertemuan darurat 28 anggota NATO setelah dihantam serangan bom bunuh diri yang disebut-sebut dilancarkan ISIS di kota Suruc yang mayoritas berpenduduk Kurdi pekan lalu di mana 32 orang tewas.

Kurdi sendiri mencurigai pemerintah Turki bersekongkol dengan ISIS untuk melancarkan bom bunuh diri itu, sebagai alasan menyudutkan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang beberapa kali menyerang polisi, demikian AFP.