Tangerang (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan seharusnya Masa Orientasi Siswa (MOS) untuk mengenalkan aktivitas sekolah pada siswa baru, bukan ajang perpeloncoan.

"Masa orientasi bertujuan mengenalkan aktivitas sekolah kepada siswa baru, bukan malah tindakan tindakan penyalahgunaan wewenang," ujar Anies saat sidak di SMKN 4 Tangerang, Banten, Rabu.

Tindakan yang mengarah ke perpeloncoan saat masa orientasi dinilai Anies bisa membuat siswa baru melakukan tindakan serupa pada masa yang mendatang.

Pada saat sidak itu, Anies meminta siswa baru melepaskan atribut aneh yang dikenakan mereka.

Sejumlah siswa baru di sekolah itu mengenakan tas karung goni, tali sepatu dari rafia, pita rambut warna-warnai, kaos kaki warna-warni hingga papan nama dari kardus.

Mendikbud juga meminta sekolah tidak membiarkan siswa baru mengenakan atribut aneh-aneh dan menilai masa orientasi yang di sekolah-sekolah lebih banyak mencerminkan pembodohan.

"Penyebab terjadinya kejahatan karena penyalahgunaan wewenang, bukan karena banyaknya kesempatan, tetapi karena diam dan mendiamkan," tegas Mendikbud.

Anies meminta segala bentuk praktik penyimpangan saat MOS dilaporkan, tapi dia menyayangkan banyak orang tua dan siswa korban kekerasan yang diam dan mendiamkan.

"Jadi harus dihentikan dan harus dilaporkan. Silakan laporkan kekerasan melalui laman www.mopd.kemdikbud.go.id," kata dia.

Dia menegaskan MOS harus diisi dengan hal-hal yang mendidik, bukan dengan praktik-praktik menyimpang.

"Kami akan mengawasi praktik MOS yang terjadi di sekolah," tandas Anies.