Berdampak positif, gubernur Bangka Belitung kawal MOS di sekolah
28 Juli 2015 16:31 WIB
Para pelajar mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, di SMAN 8 Depok, Jawa Barat, Selasa (28/7). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, telah mengeluarkan surat edaran terkait larangan tindak perpeloncoan, pelecehan dan kekerasan terhadap siswa baru dalam kegiatan masa orientasi siswa. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Pangkalpinang, Bangka Belitung (ANTARA News) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Rustam Effendi, mengawal pelaksanaan kegiatan masa orientasi siswa (MOS) untuk mencegah tindak kekerasan selama kegiatan pengenalan siswa di lingkungan sekolah daerah itu.
"Kami akan terus memantau perkembangan kegiatan MOS di tingkat SD hingga perguruan tinggi untuk menghindari tindak kekerasan yang mengakibatkan sakit hingga kematian," kata Effendi, di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mendukung kegiatan MOS ini, agar siswa mengenali peraturan, lingkungan sekolah dan melatih siswa membangun kebersamaan dalam meningkatkan prestasi.
"Saya tidak setuju, jika MOS dihapuskan karena kegiatan ini ada suka-dukanya dan berdampak positif terhadap kebersamaan antarsiswa, tenaga pengajar di lingkungan sekolah," ujarnya.
Untuk itu, ia menekankan, kegiatan MOS tidak dilakukan dengan penekanan fisik, tidak melakukan tindak kekerasan dan perlakuan yang melanggar norma dan aturan yang berlaku.
"Kami berharap MOS ini berjalan dengan baik dan lancar serta tidak ada lagi kejadian tindak kekerasan MOS tahun lalu," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, diimbau orang tua dan siswa untuk melapor kepada Dinas Pendidikan dan pihak penegak hukum apabila mengetahui atau mengalami tindak kekerasan selama MOS.
"Kami akan melakukan tindakan tegas, apabila menemukan tindakan kekerasan selama kegiatan MOS," ujarnya.
"Kami akan terus memantau perkembangan kegiatan MOS di tingkat SD hingga perguruan tinggi untuk menghindari tindak kekerasan yang mengakibatkan sakit hingga kematian," kata Effendi, di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mendukung kegiatan MOS ini, agar siswa mengenali peraturan, lingkungan sekolah dan melatih siswa membangun kebersamaan dalam meningkatkan prestasi.
"Saya tidak setuju, jika MOS dihapuskan karena kegiatan ini ada suka-dukanya dan berdampak positif terhadap kebersamaan antarsiswa, tenaga pengajar di lingkungan sekolah," ujarnya.
Untuk itu, ia menekankan, kegiatan MOS tidak dilakukan dengan penekanan fisik, tidak melakukan tindak kekerasan dan perlakuan yang melanggar norma dan aturan yang berlaku.
"Kami berharap MOS ini berjalan dengan baik dan lancar serta tidak ada lagi kejadian tindak kekerasan MOS tahun lalu," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, diimbau orang tua dan siswa untuk melapor kepada Dinas Pendidikan dan pihak penegak hukum apabila mengetahui atau mengalami tindak kekerasan selama MOS.
"Kami akan melakukan tindakan tegas, apabila menemukan tindakan kekerasan selama kegiatan MOS," ujarnya.
Pewarta: Apriaonis
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015
Tags: