Dinkes: 200 calon haji Bogor punya riwayat penyakit
28 Juli 2015 15:58 WIB
Pemeriksaan kesehatan calon haji. Pemeriksaan tersebut untuk mengetahui keluhan kesehatan yang dialami calon haji sehingga dapat dicegah, sebelum melaksanakan ibadah haji. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Bogor (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat mencatat sebanyak 200 calon haji asal kota tersebut berusia lanjut atau kelompok berisiko memiliki riwayat penyakit.
"Total kuota haji Kota Bogor 699, dari jumlah tersebut 300 orang termasuk kelompok lansia, dan 200 di antaranya mempunyai penyakit berisiko," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Rubaeah, saat ditemui usai memantau pemeriksaan kesehatan haji tahap akhir di Puskesmas Semplak, Selasa.
Ia mengatakan, data tersebut diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan calon haji tahap pertama yang sudah dilaksanakan bulan Mei lalu. Pemeriksaan tersebut diikuti sekitar 665 calon haji.
Ia mengatakan, beberapa penyakit yang diidap oleh ratusan calon haji lansia tersebut seperti hipertensi (darah tinggi), kencing manis dan punya masalah dengan jantung.
"Tetapi semuanya layak berangkat, hanya kita kelompokkan sebagai kelompok berisiko yang perlu pendampingan, pengawasan dan kontrol ketat kesehatannya," kata Rubaeah.
Dia menjelaskan, saat pemeriksaan awal, petugas pemeriksa kesehatan sudah lakukan observasi, calon haji yang masuk kelompok resiko diberikan arahan untuk melakukan kontrol kesehatan sesering mungkin, menjaga pola makan, rutin mengkonsumsi obat serta menjaga kondisi fisik tubuhnya.
Hasil kontrol tersebut akan terekap dalam SISKOHATKES yakni sistem komputer terpadu yang menginput data kesehatan calon haji secara terpusat, sehingga diketahui apakah calon haji benar-benar menjaga kesehatan selama persiapan sebelum berangkat ke Tanah Suci.
"Selain itu, kita (Dinkes) juga mensosialisasikan agar calon haji yang masuk kelompok berisiko untuk melengkapi dirinya dengan obat-obatan yang biasa dipakai, membiasakan menggunakan masker dan menerapkan pola PHBS selama beribadah haji," katanya.
Tidak hanya itu, lanjut Rubaeah, Dinas Kesehatan juga berkoordinasi dengan KBIH, Kementerian Agama dan Tim Kesehatan Haji, agar calon haji kelompok beresiko mendapat prioritas seperti dekat dengan petugas kesehatan, lokasi pemondokan yang tidak terlalu jauh, dan setiap saat harus mendapat pemantauan dari petugas.
"Calon haji kelompok beresiko atau yang berusia di atas 40 tahun ini kita berikan prioritas, mereka harus mendapatkan pemantauan petugas, agar bisa termonitor setiap saat bila terjadi gangguan kesehatan," katanya.
Hari ini Dinas Kesehatan Kota Bogor melaksanakan pemeriksaan kesehatan haji tahap kedua atau tahap akhir, yang diikuti 699 calon haji asal kota tersebut. Pemeriksaan dilaksanakan di enam Puskesmas yang ada di masing-masing kecamatan, dimulai sejak 27 Juli sampai 1 Agustus mendatang.
"Total kuota haji Kota Bogor 699, dari jumlah tersebut 300 orang termasuk kelompok lansia, dan 200 di antaranya mempunyai penyakit berisiko," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Rubaeah, saat ditemui usai memantau pemeriksaan kesehatan haji tahap akhir di Puskesmas Semplak, Selasa.
Ia mengatakan, data tersebut diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan calon haji tahap pertama yang sudah dilaksanakan bulan Mei lalu. Pemeriksaan tersebut diikuti sekitar 665 calon haji.
Ia mengatakan, beberapa penyakit yang diidap oleh ratusan calon haji lansia tersebut seperti hipertensi (darah tinggi), kencing manis dan punya masalah dengan jantung.
"Tetapi semuanya layak berangkat, hanya kita kelompokkan sebagai kelompok berisiko yang perlu pendampingan, pengawasan dan kontrol ketat kesehatannya," kata Rubaeah.
Dia menjelaskan, saat pemeriksaan awal, petugas pemeriksa kesehatan sudah lakukan observasi, calon haji yang masuk kelompok resiko diberikan arahan untuk melakukan kontrol kesehatan sesering mungkin, menjaga pola makan, rutin mengkonsumsi obat serta menjaga kondisi fisik tubuhnya.
Hasil kontrol tersebut akan terekap dalam SISKOHATKES yakni sistem komputer terpadu yang menginput data kesehatan calon haji secara terpusat, sehingga diketahui apakah calon haji benar-benar menjaga kesehatan selama persiapan sebelum berangkat ke Tanah Suci.
"Selain itu, kita (Dinkes) juga mensosialisasikan agar calon haji yang masuk kelompok berisiko untuk melengkapi dirinya dengan obat-obatan yang biasa dipakai, membiasakan menggunakan masker dan menerapkan pola PHBS selama beribadah haji," katanya.
Tidak hanya itu, lanjut Rubaeah, Dinas Kesehatan juga berkoordinasi dengan KBIH, Kementerian Agama dan Tim Kesehatan Haji, agar calon haji kelompok beresiko mendapat prioritas seperti dekat dengan petugas kesehatan, lokasi pemondokan yang tidak terlalu jauh, dan setiap saat harus mendapat pemantauan dari petugas.
"Calon haji kelompok beresiko atau yang berusia di atas 40 tahun ini kita berikan prioritas, mereka harus mendapatkan pemantauan petugas, agar bisa termonitor setiap saat bila terjadi gangguan kesehatan," katanya.
Hari ini Dinas Kesehatan Kota Bogor melaksanakan pemeriksaan kesehatan haji tahap kedua atau tahap akhir, yang diikuti 699 calon haji asal kota tersebut. Pemeriksaan dilaksanakan di enam Puskesmas yang ada di masing-masing kecamatan, dimulai sejak 27 Juli sampai 1 Agustus mendatang.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: