Samarinda tuan rumah seminar internasional tentang pangan
28 Juli 2015 02:59 WIB
Ilustrasi. Areal persawahan dilihat dari ketinggian di Jawa Timur, Selasa (17/6). Menurut Kementerian Pertanian, Kementerian Pertanian, Indonesia diperkirakan mengalami defisit pangan, khususnya beras, sekitar 9 juta ton pada 2020, bila tidak ada upaya khusus untuk meningkatkan produksi padi. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Samarinda (ANTARA News) - Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menjadi tuan rumah pada kegiatan seminar "International Conference on Food, Agriculture and Culinary Tourism" atau konferensi internasional tentang makanan, pertanian dan pariwisata kuliner 2015.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Dan Pelaksana Penyuluhan Daerah Kota Samarinda, Ary Yasir Pilipus, Senin mengatakan, seminar yang akan berlangsung di Hotel Mesra pada 5 Agustus 2015 tersebut, menghadirkan beberapa pakar pangan dari dalam negeri maupun luar negeri.
Konferensi internasional tentang makanan, pertanian dan pariwisata kuliner 2015 kata Ary Yasir Pilipus bertujuan, membuka wawasan dan pemikiran semua pihak sehingga hasilnya nanti dapat dijadikan acuan atau rekomendasi dalam membuat kebijakan dan strategi untuk mencapai ketahanan pangan di Kota Samarinda.
"Sehingga wajar kalau seminar tersebut perlu kami hadirkan sejumlah pakar-pakar sebagai narasumber, diantaranya, Prof Azmawani Ph.D dari University Putra Malaysia, Prof.DR Sawairun Chulalongkorn dari University Thailand, Prof Dato Dr Othman Yatim dari University of Brunei," ungkap Ary Yasir Pilipus.
"Selain itu, kami juga menghadirkan mantan Menteri Pertanian RI Dr Anton Apriyantono serta Kepala Badan Ketahanan Pangan RI," katanya.
Seminar itu lanjut Ary Yasir Pilipus, rencananya juga akan dirangkai dengan beberapa kegiatan diantaranya, "go pangan lokal" atau lomba cipta menu yang diikuti 10 kecamatan se-Kota Samarinda, lomba menggambar dan mewarnai, sosialisasi makan daging kelinci serta sosialisasi makanan beragam, bergizi, seimbang dan aman.
Ia berharap, seluruh masyarakat khususnya pihak yang terlibat ikut mensukseskan kegiatan tersebut karena melalui Konferensi internasional tentang makanan, pertanian dan pariwisata kuliner 2015 itu, akan menjadi bukti kalau Samarinda sebenarnya mampu membangun ketahanan pangan menuju kemandirian pangan yang tidak bisa dilakukan hanya satu pihak.
"Walaupun pada kenyataannya sebenarnya daerah ini memiliki potensi, namun masih banyak pihak pesimistis bahwa Kota Samarinda akan mencapai swasembada pangan, apalagi sampai kemandirian pangan," ujar Ary Yasir Pilipus.
Dewan Ketahanan Pangan Samarinda tambah dia, telah melakukan langkah-langkah yakni dengan melibatkan beberapa pakar pangan, perguruan tinggi, para peneliti dan pengusaha untuk memikirkan bagaimana daerah itu bisa mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian pangan.
"Apalagi, dukungan Pemkot Samarinda sudah cukup baik kepada 11 instasi terkait baik berupa anggaran untuk infrastruktur, sarana dan parasarana serta pembinaan peningkatan Sumber Daya Manusia," ungkap Ary Yasir Pilipus.
Apalagi lanjutnya, lahan di Samarinda cukup luas dan memiliki potensi untuk pertanian, perkebunan dan peternakan untuk menjadi modal dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Ia sangat berharap dengan seminar tersebut semua pihak nantinya bisa menjadi terbuka wawasan dan pemikirannya, bahwa Kota Samarinda memiliki kemampuan untuk mencapai swasembada pangan, mampu merubah pola berpikir pesimistis menjadi optimistis.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Dan Pelaksana Penyuluhan Daerah Kota Samarinda, Ary Yasir Pilipus, Senin mengatakan, seminar yang akan berlangsung di Hotel Mesra pada 5 Agustus 2015 tersebut, menghadirkan beberapa pakar pangan dari dalam negeri maupun luar negeri.
Konferensi internasional tentang makanan, pertanian dan pariwisata kuliner 2015 kata Ary Yasir Pilipus bertujuan, membuka wawasan dan pemikiran semua pihak sehingga hasilnya nanti dapat dijadikan acuan atau rekomendasi dalam membuat kebijakan dan strategi untuk mencapai ketahanan pangan di Kota Samarinda.
"Sehingga wajar kalau seminar tersebut perlu kami hadirkan sejumlah pakar-pakar sebagai narasumber, diantaranya, Prof Azmawani Ph.D dari University Putra Malaysia, Prof.DR Sawairun Chulalongkorn dari University Thailand, Prof Dato Dr Othman Yatim dari University of Brunei," ungkap Ary Yasir Pilipus.
"Selain itu, kami juga menghadirkan mantan Menteri Pertanian RI Dr Anton Apriyantono serta Kepala Badan Ketahanan Pangan RI," katanya.
Seminar itu lanjut Ary Yasir Pilipus, rencananya juga akan dirangkai dengan beberapa kegiatan diantaranya, "go pangan lokal" atau lomba cipta menu yang diikuti 10 kecamatan se-Kota Samarinda, lomba menggambar dan mewarnai, sosialisasi makan daging kelinci serta sosialisasi makanan beragam, bergizi, seimbang dan aman.
Ia berharap, seluruh masyarakat khususnya pihak yang terlibat ikut mensukseskan kegiatan tersebut karena melalui Konferensi internasional tentang makanan, pertanian dan pariwisata kuliner 2015 itu, akan menjadi bukti kalau Samarinda sebenarnya mampu membangun ketahanan pangan menuju kemandirian pangan yang tidak bisa dilakukan hanya satu pihak.
"Walaupun pada kenyataannya sebenarnya daerah ini memiliki potensi, namun masih banyak pihak pesimistis bahwa Kota Samarinda akan mencapai swasembada pangan, apalagi sampai kemandirian pangan," ujar Ary Yasir Pilipus.
Dewan Ketahanan Pangan Samarinda tambah dia, telah melakukan langkah-langkah yakni dengan melibatkan beberapa pakar pangan, perguruan tinggi, para peneliti dan pengusaha untuk memikirkan bagaimana daerah itu bisa mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian pangan.
"Apalagi, dukungan Pemkot Samarinda sudah cukup baik kepada 11 instasi terkait baik berupa anggaran untuk infrastruktur, sarana dan parasarana serta pembinaan peningkatan Sumber Daya Manusia," ungkap Ary Yasir Pilipus.
Apalagi lanjutnya, lahan di Samarinda cukup luas dan memiliki potensi untuk pertanian, perkebunan dan peternakan untuk menjadi modal dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Ia sangat berharap dengan seminar tersebut semua pihak nantinya bisa menjadi terbuka wawasan dan pemikirannya, bahwa Kota Samarinda memiliki kemampuan untuk mencapai swasembada pangan, mampu merubah pola berpikir pesimistis menjadi optimistis.
Pewarta: Amirullah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: