PROA minta pemerintah dorong kegiatan eksplorasi migas
27 Juli 2015 20:44 WIB
ilustrasi Pengunjung mengamati peralatan industri migas yang dipamerkan pada Oil & Gas Expo 2013 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma) ()
Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Produsen OCTG (pipa untuk kegiatan pengeboran minyak dan gas) and Accessories (PROA) meminta agar pemerintah mendorong agar kegiatan eksplorasi migas lebih menggeliat.
"Kebutuhan pipa saat ini menurun, karena kegiatan pengeboran minyak dan gas kecil. Ini perlu perlindungan kepada produksi dalam negeri secara keseluruhan. Beberapa peraturan perlu dilihat kembali," kata Ketua PROA Muliana Sukardi di Jakarta, Senin.
Menurut Muliana, harga minyak dunia yang saat ini sedang turun membuat kegiatan pengeboran migas sepi, sehingga membuat industri pipa untuk kegiatan pengeboran tersebut semakin mengkhawatirkan.
Sekjen PROA Soelasno Lasmono mengatakan, dibutuhkan sebuah insentif atau kebijakan pemerintah untuk mendongkrak eksplorasi pengeboran migas di Indonesia, mengingat harga sedang turun..
"Misalnya, memberikan insentif untuk kegiatan eksplorasi. Mumpung murah, harusnya diaktifkan, karena konsekuensinya rendah," kata Soelasno.
Sulasno mengatakan, 12 anggota produsen OCTG berusaha untuk tetap mempertahankan agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja, namun ia berharap hal ini dapat cepat terselesaikan.
"Kami berupaya agar tidak terjadi PHK. Namun, kami harap kondisi ini tidak berlarut, sehingga produksi bisa ditingkatkan kembali. Kami berharap ada koordinasi antara kementerian-kementerian yang terkait," ujarnya.
Ia menambahkan, pada 2013, kebutuhan OCTG mencapai 200 ribu ton per tahun, sementara kapasitas produksi nasional mencapai 1,2 juta ton per hari.
Pada 2012, kebutuhan untuk pipa jenis khusus ini mencapai 800 ribu ton per tahun, di mana angkanya mulai turun pada akhir 2013, bersamaan dengan turunnya harga minyak dunia
"Kebutuhan pipa saat ini menurun, karena kegiatan pengeboran minyak dan gas kecil. Ini perlu perlindungan kepada produksi dalam negeri secara keseluruhan. Beberapa peraturan perlu dilihat kembali," kata Ketua PROA Muliana Sukardi di Jakarta, Senin.
Menurut Muliana, harga minyak dunia yang saat ini sedang turun membuat kegiatan pengeboran migas sepi, sehingga membuat industri pipa untuk kegiatan pengeboran tersebut semakin mengkhawatirkan.
Sekjen PROA Soelasno Lasmono mengatakan, dibutuhkan sebuah insentif atau kebijakan pemerintah untuk mendongkrak eksplorasi pengeboran migas di Indonesia, mengingat harga sedang turun..
"Misalnya, memberikan insentif untuk kegiatan eksplorasi. Mumpung murah, harusnya diaktifkan, karena konsekuensinya rendah," kata Soelasno.
Sulasno mengatakan, 12 anggota produsen OCTG berusaha untuk tetap mempertahankan agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja, namun ia berharap hal ini dapat cepat terselesaikan.
"Kami berupaya agar tidak terjadi PHK. Namun, kami harap kondisi ini tidak berlarut, sehingga produksi bisa ditingkatkan kembali. Kami berharap ada koordinasi antara kementerian-kementerian yang terkait," ujarnya.
Ia menambahkan, pada 2013, kebutuhan OCTG mencapai 200 ribu ton per tahun, sementara kapasitas produksi nasional mencapai 1,2 juta ton per hari.
Pada 2012, kebutuhan untuk pipa jenis khusus ini mencapai 800 ribu ton per tahun, di mana angkanya mulai turun pada akhir 2013, bersamaan dengan turunnya harga minyak dunia
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: