Kudus (ANTARA News) - Perayaan "syawalan" sebagai bentuk rasa syukur warga setelah menjalani ibadah puasa Ramadhan selama sebulan di Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diwarnai dengan prosesi kirab gunungan seribu ketupat Kanjeng Sunan Muria.

Gunungan yang terdiri atas susunan seribu ketupat dan ratusan lepat (jenis makanan dari ketan), Jumat, diarak dari rumah Kepala Desa Colo, Kecamatan Dawe, menuju Masjid Sunan Muria, kemudian dikirab menuju Taman Ria Colo yang berjarak sekitar 1 kilometer dari makam.

Di lokasi terakhir tersebut, seribuan warga yang menanti sejak pagi memadati Taman Ria untuk memperebutkan gunungan seribu ketupat yang telah didoakan oleh tokoh agama setempat.

Kepala Desa Colo Joni Awang Ristihadi mengatakan, ritual ini merupakan penyelenggaraan kesembilan dan akan terus dipertahankan.

Ia menegaskan, tradisi tersebut diupayakan dapat digelar setiap tahun.

"Siapapun yang menjadi pimpinan di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, diharapkan dapat mendukung kegiatan tahunan tersebut," ujarnya.

Perayaan syawalan tahun ini, kata dia, melibaktkan 300-an orang. Ratusan orang tersebut, kata dia, merupakan perwakilan dari semua desa yang ada di Kecamatan Dawe serta ada pula dari instansi terkait.

Kirab seribu ketupat tersebut merupakan wujud rasa syukur atas kemenangan setelah berpuasa.

Adapun makna ketupat yang diarak tersebut merupakan wujud pengakuan diri terhadap semua kesalahan yang telah diperbuat dan niat untuk berupaya memperbaikinya.

Sementara itu, Bupati Kudus Musthofa mengatakan, pemkab mengapresiasi upaya semua pihak yang mengupayakan agar kirap seribu ketupat dapat terus berlangsung hingga sekarang.

"Tradisi baik ini, tentunya harus tetap dilestarikan," ujarnya. Saat itu, meskipun sambutan dari instansi terkait belum usai, puluhan masyarakat yang sejak pagi menunggu di Taman Ria, terlihat tak sabar karena beberapa orang sempat memperebutkan gunungan ketupat dan lepat.

Setelah proses ritual sambutan hingga doa selesai, puluhan warga yang berada di dekat gunungan langsung memperebutkan gunungan ketupat dan lepat tersebut hingga tak ada yang tersisa.

Tradisi "syawalan" juga digelar di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus yang dikenal oleh masyarakat sebagai tradisi bulusan.

Kegiatan yang digelar tahun ini, jauh lebih meriah dibanding tahun sebelumnya karena dikemas dengan berbagai acara yang menarik, seperti mengelar pameran UMKM yang diikuti 12 desa di Kecamatan Jekulo, atraksi barongsai hingga pertunjukkan wayang kulit.