Realisasi investasi triwulan II 2015 capai Rp135,1 triliun
27 Juli 2015 13:07 WIB
Realisasi investasi periode triwulan II 2015 atau sepanjang April - Juni mencapai Rp135,1 triliun. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat realisasi investasi periode triwulan II 2015 atau sepanjang April - Juni mencapai Rp135,1 triliun, naik 16,3 persen jika dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp116,2 triliun.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis dalam paparan di Jakarta, Senin, mengatakan capaian tiga bulanan itu kembali mencetak rekor tertinggi realisasi investasi di Indonesia.
"Realisasi investasi triwulan II 2015 mencapai Rp135,1 triliun, terdiri atas realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp42,9 triliun (31,8 persen) dan realisasi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp92,2 triliun (68,2 persen)," katanya.
Azhar menuturkan, realisasi investasi pada triwulan II 2015 itu meningkat 8,4 persen dari triwulan sebelumnya sebesar Rp124,6 triliun.
Lima besar sektor usaha realisasi PMDN yakni industri makanan sebesar Rp8 triliun; industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi sebesar Rp7 triliun; listrik, gas dan air sebesar Rp5,4 triliun; perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp4,3 triliun; serta industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik sebesar Rp3,3 triliun.
"Apabila industri pengolahan digabung maka industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar Rp25,6 triliun atau 59,5 persen dari total PMDN," katanya.
Sementara lima besar sektor usaha PMA yakni transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar 2,2 miliar dolar AS; pertambangan 1 miliar dolar AS; konstruksi 0,6 miliar dolar AS; industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik 0,6 miliar dolar AS; serta industri mineral nonlogam 0,5 miliar dolar AS.
Dalam capaian tersebut, jika seluruh sektor industri digabung maka industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 2,5 miliar dolar AS atau 34 persen dari total PMA.
Ada pun berdasarkan lokasi proyek, lima besar provinsi pilihan investor PMDN dari urutan teratas yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Banten dan Sumatera Selatan.
Sedangkan lima lokasi teratas untuk PMA yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Banten dan Jawa Timur.
"Secara sebaran, realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp74,6 triliun atau 55,3 persen dan realisasi investasi di luar Jawa mencapai Rp60,4 triliun atau 44,7 persen. Ada peningkatan investasi di luar Jawa sebesar 28,2 persen karena periode yang sama tahun lalu sebesar Rp47,1 triliun," katanya.
Lima negara yang paling banyak menanamkan modal di Indonesia pada triwulan II 2015 adalah Malaysia 2,3 miliar dolar AS, Singapura 1,1 miliar dolar AS, Jepang 0,4 miliar dolar AS, Amerika Serikat 0,3 miliar dolar AS, serta British Virgin Islands 0,2 miliar dolar AS.
"Penyerapan tenaga kerja pada triwulan II 2015 mencapai 370.945 orang, terdiri atas 147.868 orang untuk proyek PMDN dan 223.077 orang untuk proyek PMA, naik dari triwulan sebelumnya yang sebesar 315.229 orang. Juga naik dari periode yang sama pada 2014 sebesar 350.803 orang," ujarnya.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis dalam paparan di Jakarta, Senin, mengatakan capaian tiga bulanan itu kembali mencetak rekor tertinggi realisasi investasi di Indonesia.
"Realisasi investasi triwulan II 2015 mencapai Rp135,1 triliun, terdiri atas realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp42,9 triliun (31,8 persen) dan realisasi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp92,2 triliun (68,2 persen)," katanya.
Azhar menuturkan, realisasi investasi pada triwulan II 2015 itu meningkat 8,4 persen dari triwulan sebelumnya sebesar Rp124,6 triliun.
Lima besar sektor usaha realisasi PMDN yakni industri makanan sebesar Rp8 triliun; industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi sebesar Rp7 triliun; listrik, gas dan air sebesar Rp5,4 triliun; perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp4,3 triliun; serta industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik sebesar Rp3,3 triliun.
"Apabila industri pengolahan digabung maka industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar Rp25,6 triliun atau 59,5 persen dari total PMDN," katanya.
Sementara lima besar sektor usaha PMA yakni transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar 2,2 miliar dolar AS; pertambangan 1 miliar dolar AS; konstruksi 0,6 miliar dolar AS; industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik 0,6 miliar dolar AS; serta industri mineral nonlogam 0,5 miliar dolar AS.
Dalam capaian tersebut, jika seluruh sektor industri digabung maka industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 2,5 miliar dolar AS atau 34 persen dari total PMA.
Ada pun berdasarkan lokasi proyek, lima besar provinsi pilihan investor PMDN dari urutan teratas yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Banten dan Sumatera Selatan.
Sedangkan lima lokasi teratas untuk PMA yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Banten dan Jawa Timur.
"Secara sebaran, realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp74,6 triliun atau 55,3 persen dan realisasi investasi di luar Jawa mencapai Rp60,4 triliun atau 44,7 persen. Ada peningkatan investasi di luar Jawa sebesar 28,2 persen karena periode yang sama tahun lalu sebesar Rp47,1 triliun," katanya.
Lima negara yang paling banyak menanamkan modal di Indonesia pada triwulan II 2015 adalah Malaysia 2,3 miliar dolar AS, Singapura 1,1 miliar dolar AS, Jepang 0,4 miliar dolar AS, Amerika Serikat 0,3 miliar dolar AS, serta British Virgin Islands 0,2 miliar dolar AS.
"Penyerapan tenaga kerja pada triwulan II 2015 mencapai 370.945 orang, terdiri atas 147.868 orang untuk proyek PMDN dan 223.077 orang untuk proyek PMA, naik dari triwulan sebelumnya yang sebesar 315.229 orang. Juga naik dari periode yang sama pada 2014 sebesar 350.803 orang," ujarnya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015
Tags: