Solo (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pembangunan tol Trans-Jawa ruas Solo-Sragen, Jawa Tengah, selesai Desember 2016 yang saat ini proses pembebasan lahannya sudah beres.

"Ya, kalau Lebaran tahun depan, yang Solo-Sragen dipastikan selesai. Tapi, yang Sragen-Ngawi dulu itu masih ditawar Desember 2016. Apabila bisa maju, jika pengerjaannya dilakukan dengan dua shift," ujar Presiden Jokowi saat meninjau lokasi pembangunan jalan tol tersebut di Sragen, Jawa Tengah, Sabtu.

Menurut Presiden Jokowi, jalan tol ruas Solo-Sragen terlebih dulu, sementara pembebasan lahan (land clearing) sudah 100 persen selesai.

Kemudian, dikemukakan Presiden, untuk ruas Sragen-Ngawi juga sudah 100 persen, pembebasan lahan sudah rampung semuanya.

"Tinggal sekarang yang ruas Ngawi sampai Kertosono. Masih ada beberapa titik yang belum, tapi kita target Desember nanti selesai semuanya," ujar Presiden Jokowi yang didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) M. Basuki dan Menteri BUMN Rini Soemarno.

Namun, Presiden mengharapkan, penyelesaian keseluruhan proyek jalan tol Trans-Jawa dapat diselesaikan lebih cepat dari target awal pada bulan Desember 2016.

"Kita harapkan akhir Desember 2016 sudah rampung semuanya. Tapi, tadi saya tawar untuk bisa maju lagi," ujar Presiden.

Kunjungan kerja Presiden Jokowi kali ini bersifat dadakan untuk meninjau kemajuan pengerjaan proyek ruas tol tersebut guna memastikan laporan yang masuk sesuai dengan situasi di lapangan.

Presiden juga menambahkan bahwa pembebasan lahan untuk keseluruhan ruas tol ini tidak menghadapi kendala karena banyak tanah PT Perhutani, dan memerlukan surat keputusan bersama antar-menteri.

"Ini hanya masalah nanti ada SKB dari tiga menteri, tinggal tandatangan rampung. Makanya, saya tadi sampaikan Desember 2016 rampung," ujar Jokowi.

Presiden menuturkan bahwa kalau sudah tersambung semuanya, maka diharapkan titik-titik macet di Pulau Jawa dapat teratasi dan ongkos transportasi akan menjadi lebih murah.

"Dengan biaya logistik menjadi lebih murah, akhirnya harga barang-barang juga menjadi lebih murah. Sering saya sampaikan bahwa biaya transportasi biaya logistik kita (Indonesia) itu 2,5 sampai 3 kali lipat lebih mahal. Ini yang harus diselesaikan. Karena itu kita fokus pada infrastruktur, tidak ada yang lain," demikian Presiden Jokowi.