Taipei (ANTARA News) - Polisi melepaskan 30 pengunjuk rasa, yang ditahan pada Jumat setelah memaksa masuk ke Kementerian Pendidikan di Taipei, ibu kota Taiwan, untuk menentang perubahan "bertititk berat pada Tiongkok" dalam kurikulum sekolah.

Peningkatan ketakutan di Taiwan akan pengaruh Beijing memicu pendudukan parlemen selama tiga pekan pada tahun lalu oleh pengunjuk rasa pimpinan mahasiswa menentang perjanjian perdagangan dengan Tiongkok.

Sebagian besar penentang yang dilepaskan itu ialah mahasiswa. Tiga wartawan juga dibebaskan.

Semua yang ditangkap menghadapi dakwaan memasuki kantor pemerintah tanpa izin dan menimbulkan kerusakan.

Dari semua 33 yang ditahan, 22 orang dilepaskan dengan jaminan dan 11 orang yang masih di bawah usia 18 tahun dikembalikan ke keluarga mereka.

Pemerintah mengutuk aksi mereka pada malam hari, dengan menyatakan para siswa telah "melampaui batas".

Pengunjuk rasa membawa tangga untuk masuk ke gedung kementerian itu sebelum melindungi diri mereka dengan membuat barikade di gedung tersebut.

"Mereka merusak pintu kantor kementerian dan menggunakan kursi-kursi dan benda-benda lain untuk mengunci diri di ruang itu," kata Lee Chuan-che, seorang perwira polisi, "Polisi penjaga gedung itu berusaha menghentikan mereka, yang memaksa masuk."

Menteri Pendidikan Wu Se-hwa mengatakan dakwaan-dakwaan terhadap para wartawan akan dibatalkan jikalau mereka "benar-benar melakukan tugasnya untuk melaporkan," demikian AFP.

(Uu.M016)