Bandung (ANTARA News) - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat akan melakukan uji coba program pengasuhan anak berbasis masyarakat atau PABM di sejumlah wilayah binaan sebagai upaya pencegahan dan meminimalisir kasus-kasus kekerasan fisik, psikologis dan seksual terhadap anak.

"Alhamdulillah, kami sudah melakukan uji publik dengan para pakar untuk konsep PABM. Insya Allah habis Lebaran ini kita akan ujicobakan konsep ini yang intinya akan membangun kesadaran masyarakat," kata Ketua kata Ketua P2TP2A Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan, di Bandung, Jumat.

Menurut dia, salah satu wilayah binaan pihaknya yang akan diujicobakan program tersebut ialah di kawasan Citepus atau dekat Bandara Husein Sastranegara Kota Bandung.

"Kalau ini berhasil, maka akan kita ujicobakan di sembilan kabupaten/kota di Jabar, yang menjadi daerah pengirim TKW terbesar di Jawa Barat," ujar dia.

Dalam menyelesaikan sebuah kasus tindak kekerasan yang dialami oleh seorang anak, menurut dia, tidak bisa dilakukan oleh satu instansi semata seperti P2TP2A atau aparat terkait seperti kepolisian dan lain-lain.

"Semua orang itu penting, enggak bisa kita mengatasi ini sendirian. Oleh karenanya, konsep saya adalah mengorganisasi kelompok masyarakat untuk mulai mengidentifikasi. Kalau ada anak lusuh, nangis, lebab, enggak ceria maka tolong laporkan kepada aparat," kata dia.

Ia mengatakan, kekerasan anak di dalam rumah tangga dinilai sebagai kejahatan yang tersembunyi karena pelakunya merasa hal tersebut merupakan ranah pribadi bukan ranah publik.

"Padahal di ruang publik, kejadian demikian ada undang-undangnya. Nah, konstitusi kita sangat melindungi setiap warga negaranya," katanya.