Jumlah pemudik dengan kapal laut turun
24 Juli 2015 13:10 WIB
Arus Balik Pelabuhan Makassar. Penumpang KM Umsini asal Maumere turun dari kapal saat tiba di pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (22/7). Arus balik pemudik kapal laut di pelabuhan Soekarno Hatta diperkirakan terjadi H+5 Lebaran. (ANTARA FOTO/Dewi Fajriani) ()
Surabaya (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan menyatakan jumlah pemudik kapal laut di Tanah Air turun tujuh persen pada masa angkutan mulai "H-7" hingga "H+4" Lebaran 2015.
"Penyebabnya, kian meningkatnya kebutuhan pasar transportasi terhadap pesawat udara," kata Jonan, yang meninjau angkutan Lebaran di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jumat.
Akibatnya, ungkap dia, pada masa angkutan Lebaran tahun ini jumlah penumpang pesawat udara justru naik 6,5 persen dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan itu, baru terjadi pertama kali pada tahun ini.
"Namun, secara umum berdasarkan evaluasi kami maka standar kelaikan layanan penumpang pada masa angkutan Lebaran 2015 sudah bagus baik di kapal laut maupun pesawat," ujarnya.
Untuk di kapal laut, saran dia, fasilitas yang perlu ditambah adalah alat pendingin. Seperti di Kapal Awu milik Pelni yang dikunjunginya pada saat itu di mana kondisi toilet bagus.
"Akan tetapi, sejumlah alat pendingin ada yang tidak jalan atau mati," ucapnya.
Oleh sebab itu, harap dia, pada masa mendatang operator kapal harus menambah jumlah alat pendingin. Kemudian, meningkatkan kebersihan toilet.
"Hal yang perlu diingat, setiap lebaran biasanya jumlah penumpang berlebih," tukasnya.
Ia mencontohkan, di Kapal Awu tersebut sekarang keterisian kapalnya mencapai 155 persen. Padahal, ketika jumlah penumpang mencapai 100 persen maka kondisinya sudah penuh sesak.
"Dengan begitu, sebagai dampaknya harus ada penumpang yang tertinggal demi keselamatan," tambahnya.
Di sisi lain, lanjut dia, batasan penumpang kapal laut pada periode Lebaran tahun ini tidak ada evaluasi yang berlebihan. Apalagi, batasan penumpang yang ideal adalah aspek keselamatan.
"Kalau ombak besar hingga melebihi empat meter, kapal berukuran kecil harus menunggu kondisi laut membaik. Seperti yang terjadi pada sejumlah pemudik menuju Masalembu yang harus menunggu membaiknya cuaca buruk," tuturnya.
(IDS/C004)
"Penyebabnya, kian meningkatnya kebutuhan pasar transportasi terhadap pesawat udara," kata Jonan, yang meninjau angkutan Lebaran di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jumat.
Akibatnya, ungkap dia, pada masa angkutan Lebaran tahun ini jumlah penumpang pesawat udara justru naik 6,5 persen dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan itu, baru terjadi pertama kali pada tahun ini.
"Namun, secara umum berdasarkan evaluasi kami maka standar kelaikan layanan penumpang pada masa angkutan Lebaran 2015 sudah bagus baik di kapal laut maupun pesawat," ujarnya.
Untuk di kapal laut, saran dia, fasilitas yang perlu ditambah adalah alat pendingin. Seperti di Kapal Awu milik Pelni yang dikunjunginya pada saat itu di mana kondisi toilet bagus.
"Akan tetapi, sejumlah alat pendingin ada yang tidak jalan atau mati," ucapnya.
Oleh sebab itu, harap dia, pada masa mendatang operator kapal harus menambah jumlah alat pendingin. Kemudian, meningkatkan kebersihan toilet.
"Hal yang perlu diingat, setiap lebaran biasanya jumlah penumpang berlebih," tukasnya.
Ia mencontohkan, di Kapal Awu tersebut sekarang keterisian kapalnya mencapai 155 persen. Padahal, ketika jumlah penumpang mencapai 100 persen maka kondisinya sudah penuh sesak.
"Dengan begitu, sebagai dampaknya harus ada penumpang yang tertinggal demi keselamatan," tambahnya.
Di sisi lain, lanjut dia, batasan penumpang kapal laut pada periode Lebaran tahun ini tidak ada evaluasi yang berlebihan. Apalagi, batasan penumpang yang ideal adalah aspek keselamatan.
"Kalau ombak besar hingga melebihi empat meter, kapal berukuran kecil harus menunggu kondisi laut membaik. Seperti yang terjadi pada sejumlah pemudik menuju Masalembu yang harus menunggu membaiknya cuaca buruk," tuturnya.
(IDS/C004)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: