Kemenperin kumpulkan kajian kawasan industri Kuala Tanjung
22 Juli 2015 18:38 WIB
ilustrasi Dirjen PPI Kementerian Perindustrian Imam Haryono memberikan paparan mengenai Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri di Indonesia dengan moderator Sesditjen Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Stephanus Yuwono pada acara Konsinyering Kelembagaan Dalam Rangka Pemantapan Substansi Kebijakan Perindustrian untuk Pejabat Dinas Luar Negeri dan Pejabat Perbantuan di Jakarta, 22 April 2014. ()
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian tengah mengumpulkan berbagai dokumen dan kajian dalam pembangunan kawasan industri Kuala Tanjung di Sumatera Utara sebagai upaya mempercepat realisasi kawasan tersebut.
"Kami menunggu dan kami ingin dapat kajiannya, salah satunya dari lembaga kajian Lembang Sembilan, yang baru saja bertemu Menteri Perindustrian Saleh Husin," kata Dirjen Pengembangan Perwilayahan Kemenperin Imam Haryono di Jakarta, Rabu.
Imam mengatakan, pembangunan kawasan industri di Kuala Tanjung merupakan semangat untuk membuat industri yang sudah ada, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) yang sahamnya dimiliki pemerintah, menjadi lebih baik lagi, terutama untuk hilirisasi.
"Tentu kami membangun kawasan industri Kuala Tanjung berdasarkan kajian yang matang agar bertahan, teratur dan terstruktur. Pada 2013 itu kami membuat masterplannya, feasibility study dan koordinasi dengan daerah," ujar Imam.
Pada 2015, lanjut Imam, Kemenperin membuat Rencana Detil Tata Ruang (RDRT) serta penyusunan Detail Engineering Design (DED), yang rencananya akan selesai pada akhir 2015 hingga awal 2016.
"Setelah DED jadi, akan ketahuan berapa anggaran yang dibutuhkan untuk membangun kawasan industri Kuala Tanjung. Dalam hal ini, pemerintah akan membiayainya, artinya pemerintah daerah atau pemerintah pusat," katanya.
Setelah itu, pembangunan kawasan akan mulai dilaksanakan pada 2016, dengan luas 1.000 hektar pada tahap pertama.
Kawasan industri Kuala Tanjung merupakan satu dari 15 kawasan industri yang dicanangkan akan dibangun oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Meskipun membutuhkan waktu lebih dari lima tahun untuk merealisasikannya, Imam mengatakan, pemerintah berupaya untuk membangun ke 15 kawasan industri tersebut dengan cepat.
"Kami menunggu dan kami ingin dapat kajiannya, salah satunya dari lembaga kajian Lembang Sembilan, yang baru saja bertemu Menteri Perindustrian Saleh Husin," kata Dirjen Pengembangan Perwilayahan Kemenperin Imam Haryono di Jakarta, Rabu.
Imam mengatakan, pembangunan kawasan industri di Kuala Tanjung merupakan semangat untuk membuat industri yang sudah ada, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) yang sahamnya dimiliki pemerintah, menjadi lebih baik lagi, terutama untuk hilirisasi.
"Tentu kami membangun kawasan industri Kuala Tanjung berdasarkan kajian yang matang agar bertahan, teratur dan terstruktur. Pada 2013 itu kami membuat masterplannya, feasibility study dan koordinasi dengan daerah," ujar Imam.
Pada 2015, lanjut Imam, Kemenperin membuat Rencana Detil Tata Ruang (RDRT) serta penyusunan Detail Engineering Design (DED), yang rencananya akan selesai pada akhir 2015 hingga awal 2016.
"Setelah DED jadi, akan ketahuan berapa anggaran yang dibutuhkan untuk membangun kawasan industri Kuala Tanjung. Dalam hal ini, pemerintah akan membiayainya, artinya pemerintah daerah atau pemerintah pusat," katanya.
Setelah itu, pembangunan kawasan akan mulai dilaksanakan pada 2016, dengan luas 1.000 hektar pada tahap pertama.
Kawasan industri Kuala Tanjung merupakan satu dari 15 kawasan industri yang dicanangkan akan dibangun oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Meskipun membutuhkan waktu lebih dari lima tahun untuk merealisasikannya, Imam mengatakan, pemerintah berupaya untuk membangun ke 15 kawasan industri tersebut dengan cepat.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: