Jayapura, Papua (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri, Tjahyo Kumolo, menegaskan, penembakan dari petugas pada Jumat (17/7), sesaat setelah penyerangan terhadap muslimin dan muslimah di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, yang sedang shalat Ied, sudah sesuai prosedur.

"Tembakan ke arah tanah sudah sesuai prosedur namun karena warga yang melakukan penyerangan sangat banyak maka ada peluru yang rekoset hingga mengenai mereka," kata dia, di Jayapura, sesaat setelah melakukan kunjungan kerja, ke Karubaga, Selasa.


Yang dia maksud adalah ricochet, alias mentalan anak peluru atau pecahan anak peluru setelah mengenai benda keras. Kecepatan lesat anak peluru dan pecahannya selepas laras ini masih mampu melukai serius bahkan membunuh manusia jika terkena di bagian mematikan dan vital.

Dikatakan Kumolo, tembakan itu dilepas agar kelompok penyerang yang melakukan pelemparan menghentikan aksinya. Sedangkan jemaah yang langsung membubarkan dan menyelamatkan diri ke belakang Markas Koramil setempat.

"Tembakan itu semata-mata untuk membubarkan massa yang menyerang," kata Kumolo. 11 orang kelompok penyerang terluka tembakan dan rata-rata di bagian kakinya.



"Namun ada yang terkena bagian perut hingga menyebabkan meninggal," kata dia, seraya mengaku, rekaman tentang insiden itu sudah di tangan aparat keamanan, termasuk polisi. 35 orang dimintai keterangan oleh polisi.


Menurut dia, dari hasil pertemuan dengan Bupati Tolikara, Usman Wanimbo, pemda setempat akan menanggung semua biaya pengobatan para korban baik yang dirawat di Jayapura, Wamena maupun Karubaga.

"Saya juga sudah meminta agar polisi segera mengungkap dan memproses para pelaku temasuk dalang yang menyebabkan insiden itu terjadi," kata Kumolo.