Di Yogyakarta, PKL beri harga terlalu tinggi akan ditindak
21 Juli 2015 14:41 WIB
Malioboro Padat Sejumlah kendaraan memadati Jl. Malioboro, Yogyakarta, Selasa (21/8/2014). Liburan lebaran banyak dimanfaatkan masyarakat terutama para pemudik dari luar kota untuk berwisata belanja di kawasan Malioboro. (FOTO ANTARA/Noveradika) ()
Yogyakarta (ANTARA News) - Unit Pelaksana Teknis Malioboro tidak akan memberikan toleransi atas berbagai pelanggaran selama libur Lebaran, seperti masyarakat yang melanggar peraturan daerah tentang kebersihan hingga pedagang kaki lima yang memberikan harga terlalu tinggi.
"Ada beberapa pelanggaran yang tidak bisa diberi toleransi dan hal ini sudah menjadi kesepakatan bersama selama libur Lebaran di Malioboro," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Syarif Teguh di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, pedagang yang memberikan harga terlalu tinggi akan diberi sanksi tindak pidana ringan, begitu pula dengan warga yang membuang sampah sembarangan di kawasan Malioboro.
UPT Malioboro, lanjut dia, sudah bekerja sama dengan Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta dan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) yang dimiliki instansi tersebut untuk memberikan sanksi tegas.
Ia berharap, tindakan tegas tersebut mampu meningkatkan kenyamanan bersama seluruh pengunjung di kawasan Malioboro selama libur Lebaran.
Sementara itu, guna menjaga kondisi kebersihan di Malioboro, UPT audah menyiagakan satu kontainer khusus untuk mengangkut sampah di Malioboro. "Petugas kebersihan pun disiagakan 24 jam non stop," katanya.
Selain wisatawan yang diimbau membuang sampah di tempat yang sudah disiapkan, PKL pun diminta mengelola sampahnya dengan baik dan tidak membuangnya sembarangan apalagi dibuang ke saluran air karena bisa menimbulkan bau busuk.
Syarif menambahkan, pihaknya juga tidak akan memberikan toleransi kepada pedagang yang menempatkan gerobak dagangannya sembarangan sehingga mengganggu arus lalu lintas, khususnya di jalur lambat.
"Jalur lambat seharusnya digunakan untuk akses andong dan becak. Jika jalur tersebut penuh dengan gerobak dagangan, maka andong dan becak harus masuk ke jalur cepat sehingga berpotensi menimbulkan kemacetan," katanya.
UPT, lanjut dia, juga sudah meminta pemusik angklung untuk libur hingga H+5 Lebaran agar tidak mengganggu lalu lintas.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Operasi Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta Totok Suryonoto mengatakan, kondisi ketertiban dan keamanan di Malioboro selama libur Lebaran cukup kondusif.
"Kami tetap melakukan operasi penertiban. Ada satu pedagang bakso yang ditertibkan karena berjualan di lokasi terlarang dan tidak mematuhi jam buka," katanya.
Selain itu, lanjut dia, penertiban juga dilakukan di jalur lambat dengan menghalau mobil yang parkir sembarangan karena mengganggu lalu lintas atau becak yang parkir di jalur utama depan Pasar Beringharjo.
"Tujuannya agar semuanya tertib dan teratur sehingga wisatawan nyaman," katanya.
"Ada beberapa pelanggaran yang tidak bisa diberi toleransi dan hal ini sudah menjadi kesepakatan bersama selama libur Lebaran di Malioboro," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Syarif Teguh di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, pedagang yang memberikan harga terlalu tinggi akan diberi sanksi tindak pidana ringan, begitu pula dengan warga yang membuang sampah sembarangan di kawasan Malioboro.
UPT Malioboro, lanjut dia, sudah bekerja sama dengan Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta dan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) yang dimiliki instansi tersebut untuk memberikan sanksi tegas.
Ia berharap, tindakan tegas tersebut mampu meningkatkan kenyamanan bersama seluruh pengunjung di kawasan Malioboro selama libur Lebaran.
Sementara itu, guna menjaga kondisi kebersihan di Malioboro, UPT audah menyiagakan satu kontainer khusus untuk mengangkut sampah di Malioboro. "Petugas kebersihan pun disiagakan 24 jam non stop," katanya.
Selain wisatawan yang diimbau membuang sampah di tempat yang sudah disiapkan, PKL pun diminta mengelola sampahnya dengan baik dan tidak membuangnya sembarangan apalagi dibuang ke saluran air karena bisa menimbulkan bau busuk.
Syarif menambahkan, pihaknya juga tidak akan memberikan toleransi kepada pedagang yang menempatkan gerobak dagangannya sembarangan sehingga mengganggu arus lalu lintas, khususnya di jalur lambat.
"Jalur lambat seharusnya digunakan untuk akses andong dan becak. Jika jalur tersebut penuh dengan gerobak dagangan, maka andong dan becak harus masuk ke jalur cepat sehingga berpotensi menimbulkan kemacetan," katanya.
UPT, lanjut dia, juga sudah meminta pemusik angklung untuk libur hingga H+5 Lebaran agar tidak mengganggu lalu lintas.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Operasi Dinas Ketertiban Kota Yogyakarta Totok Suryonoto mengatakan, kondisi ketertiban dan keamanan di Malioboro selama libur Lebaran cukup kondusif.
"Kami tetap melakukan operasi penertiban. Ada satu pedagang bakso yang ditertibkan karena berjualan di lokasi terlarang dan tidak mematuhi jam buka," katanya.
Selain itu, lanjut dia, penertiban juga dilakukan di jalur lambat dengan menghalau mobil yang parkir sembarangan karena mengganggu lalu lintas atau becak yang parkir di jalur utama depan Pasar Beringharjo.
"Tujuannya agar semuanya tertib dan teratur sehingga wisatawan nyaman," katanya.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: