Jakarta (ANTARA News) - Ketua umum Forum Silaturahmi Ta'mir Masjid dan Musholla Indonesia (Fahmi Tamami), Rhoma Irama, menilai dialog antar-umat beragama sangat efektif untuk menyelesaikan kisruh yang terjadi pada hari pertama Lebaran iini.

Dia bahkan mengatakan akan terjun langsung ke Tolikara, Papua, untuk bisa berdialog dengan para tokoh masyarakat Kristiani di sana.

"Saya mempertimbangkan untuk datang terjun langaung ke sana, tapi saya masih mau melihat dulu seperti apa komitmen pemerintah dalam melaksanakan tugasnya," kata Rhoma di sekretariat Fahmi Tamami, Masjid Husnul Khatimah, Jalan Pondok Jaya I Nomor 35A, Pela Mampang, Jakarta Selatan, Senin.

Rhoma ingin menunjukkan kepada seluruh warga di Tolikara bahwa Islam sebenarnya adalah agama rahmatan lil alamin yakni agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta.

"Saya ingin menunjukkan pada teman-teman Kristen di Papua bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin, kita umat Islam secara eksplisit menghormati Tuhan dan umat beragama lain," kata dia.


"Ini bukan sekedar lip service, tapi itu perintah agama kami supaya menghormati Tuhan dan Agama orang lain dan saling mencintai perbedaan," katanya.

Rhoma mengatakan dirinya sangat prihatin dengan insiden ricuh di Karubaga, ibu kota Tolikara, Papua pada Jumat (17/7). Kerusuhan itu terjadi saat umat Islam melaksanakan shalat Ied.

Kepala Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Yotje Mende, mengatakan, kerusuhan itu menghanguskan 53 kios yang juga tempat tinggal dan mushalla.

Khusus mushala, katanya, dari keterangan presiden GIDI kepada publik dan petinggi setempat, tidak dibakar, namun karena letaknya berada di kawasan kios sehingga ikut terbakar.

Akibatnya, hingga saat ini dilaporkan sebanyak 153 korban di Karubaga, Ibu Kota Kabupaten Tiom, masih mengungsi di halaman Koramil Karubaga.