London (ANTARA News) - Andy Murray memastikan Britania Raya mencapai semifinal Piala Davis untuk pertama kalinya dalam rentang waktu 34 tahun, ketika petenis peringkat ketiga dunia itu menang atas Gilles Simon untuk membawa negaranya memimpin 3-1 pada Minggu.
Murray melupakan rasa lelah dan sakit di tubuhnya setelah bermain selama tiga hari beruntun di Queens Club untuk mengamankan kemenangan 4-6, 7-6 (7/5), 6-3, 6-0 di perempat final, lapor AFP.
Kemenangan ke-23 petenis Skotlandia ini dari 25 pertandingan tunggal di Piala Davis, mengamankan kemenangan atas rival lama Prancis sejak 1978 dan membawa Britania kembali ke empat besar untuk pertama kalinya sejak 1981.
Ini merupakan penampilan selama tiga jam 26 menit dari Murray dan, setelah mengakhiri penantian 77 tahun Britania agar petens putra lokal dapat memenangi gelar Wimbledon pada 2013, ia kini berada di pencapaian bersejarah lainnya.
Setelah menghapus air mata kegembiraan, Murray, yang memenangi pertandingan-pertandingan tunggal serta ganda bersama saudara kandungnya, James, berkata, "Rasanya tidak dapat dipercaya untuk bisa melaju. Saya menggunakan energi-energi terakhir saya."
"Itu tidak terlihat bagus di set kedua. Saya melakukan terlalu banyak kesalahan, namun saya tidak peduli bagaimana permainan saya, saya hanya ingin menang."
"Seluruh akhir pekan begitu fantastis. Tim telah melakukan hal-hal menakjubkan. Kami memukul di atas berat kami."
Britania tidak pernah memenangi Piala Davis sejak 1936 dan penampilan terakhir mereka di final terjadi pada 1978, namun mereka memiliki kesempatan emas untuk mengakhiri puasa panjang tersebut pada tahun ini.
Britania akan menjamu Australia pada empat besar pada September, di mana pertandingan final melawan Belgia atau Argentina menanti jika mereka mampu menaklukkan Lleyton Hewitt dan kawan-kawan.
Australia juga menjadi musuh ketika Britania memenangi semifinal pada 1978.
Kapten Prancis Arnaud Clement mengindikasikan bahwa ia mungkin membuat perubahan terhadap susunan pemain tunggalnya, dengan memilih Richard Gasquet bukannya Simon.
Namun pilihannya terhadap petenis peringkat 11 dunia itu, merupakan kabar baik bagi Murray, yang memenangi 12 dari 14 pertemuannya dengan Simon.
Bagaimanapun, Simon berada dalam penampilan yang bagus di lapangan rumput, menembus semifinal di Queens Club dan perempat final Wimbledon sebelum menaklukkan James Ward di pertandingan pembukaan pada Jumat.
Setelah mengakhiri laju 116 serve tidak terpatahkan Roger Federer di Wimbledon, Simon tidak memiliki alasan untuk merasa terintimidasi oleh serve Murray dan petenis 30 tahun itu melakukan start bagus dengan melakukan break pada game ketiga.
Break Vital
Untuk sebagian besar pada dua set pertama, Murray, yang pada pekan lalu tersingkir dari lajunya ke semifinal Wimbledon, terlihat kelelahan secara fisik dan mental ketika ia direpotkan permainan Simon, yang memiliki tambahan 24 jam beristirahat setelah tidak diikut sertakan dalam permainan kategori ganda.
Simon harus meminta medical timeout ketika ia mengalami rasa sakit di lutut kanan, setelah tergelincir pada kedudukan 4-3 di set pertama.
Ketika Simon kemudian tidak dapat bergerak dengan cukup baik, Murray tetap tidak mampu mengambil keuntungan dan ia menyia-nyiakan dua break point untuk membiarkan petenis Prancis itu melakukan serve di set itu.
Didorong oleh adrenalin karena mampu lolos dari situasi sulit, Simon menghukum permainan buruk lain dari Murray untuk mematahkan servenya pada awal set kedua.
Pada poin itu kelihatannya pertandingan ini tidak akan menjadi milik Murray, yang kerap terperangkap dalam mediokritas.
Namun juara Grand Slam dua kali itu mampu mengabaikan rasa lelah untuk mengamankan break vital pada game kedelapan, memaksa dimainkannya tiebreak yang ia menangi setelah mampu bangkit dari tertinggal 1-4.
Murray kemudian mematahkan serve lawan pada game pembuka set ketiga, kembali dua game berikutnya dan ketiga kalinya melalui pukulan lob brilian untuk membuat Simon tertinggal dua set banding satu.
Murray kini menguasai semua momentum dan ia melepaskan hantaman terakhir dengan dua break pada awal set keempat untuk melengkapi salah satu kemenangan terbaik sepanjang karirnya.
(Uu.H-RF/D011)
Ke semifinal, Murray akhiri penantian 34 tahun Britania di Piala Davis
19 Juli 2015 23:53 WIB
Ilustrasi. Petenis Inggris Andy Murray mengembalikan bola ke arah petenis Serbia Novak Djokovic di final tunggal putra Kejuaraan Tenis Wimbledon di London, Inggris, Minggu (7/7). (REUTERS/Stefan Wermuth)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: