Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid setuju dengan
usulan pembuatan kalender Islam dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar
tak ada lagi perbedaan dalam penetapan 1 Ramadhan dan 1 Syawal untuk
merayakan hari raya Idul Fitri.
"Kalau itu bisa disepakati, saya kira sangat bagus. Tapi memang
memerlukan dialog yang lebih negarawan dan mementingkan kemaslahatan
umum," kata Hidayat di sela-sela open house di kediamannya, Jakarta, Sabtu.
Ia berpendapat, hal tersebut akan lebih maslahat jika disepakati tentang
mekanisme penanggalan yang tidak keluar dari ajaran-ajaran agama.
"Sebenarnya keberagaman itu sudah biasa, tetapi memang saat ini kita
berbicara tentang sebuah kegiatan yang sangat masif, dan itu melibatkan
agenda kenegaraan, pulang kampung, dan agenda lainnya," ujar Hidayat.
Ia mengambil contoh penggalan 1 Muharram pada kalender nasional, di mana
tidak pernah terjadi perbedaan dan perdebatan mengenai momen tersebut.
"Begitu tanggal merah di tanggalan nasional 1 Muharram, ya itulah 1
Muharram. Nah kalau itu dijadikan ukuran, tanggal 1 Muharram yang
'dimerahkan' di penanggalan nasional itu, ya kenapa berikutnya kita
ribut lagi dengan rukyah dan hisab," paparnya.
Selain itu, Ketua MUI Din Syamsuddin sebagai inisiator kalender Islam
juga berpendapat bahwa kalender ini perlu disepakati di forum
internasional.
Ia menilai, kalender Islam harus berstandar internasional sehingga juga
diakui negara lain, yang pada akhirnya 1 Syawal akan diperingati secara
berbarengan.
Wakil Ketua MPR setuju dengan kalender Islam
18 Juli 2015 14:30 WIB
Hidayat Nur Wahid (ANTARANews/Evy Firmania)
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015
Tags: