PGI minta Komnas HAM investigasi insiden Tolikara
18 Juli 2015 12:13 WIB
Direktur Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama Oditha R Hutabarat (tengah) bersama Ketua Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia (PGLII) Ronny Mandang (kanan) dan Kepala Biro Humas PGI Jeirry Sumampow (kiri) memberikan keterangan pers di Jakarta, Sabtu (18/7). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta (ANTARA News) - Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) meminta kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) turun tangan untuk menginvestigasi peristiwa pembakaran rumah ibadah dan sejumlah kios penduduk di Karubaga, Tolikara, Papua, Jumat kemarin.
"Mengingat informasi masih simpang siur, PGI meminta kepada Komnas HAM untuk segera mengirim tim untuk menginvestigasi peristiwa tersebut secara objektif dan transparan," kata Pdt. Henriette Tabita Hutabarat-Lebang selaku Ketua Umum PGI di Jakarta, Sabtu.
PGI juga mengingatkan kepada semua pihak agar bisa menahan diri dan tidak terpancing oleh provokasi yang memperparah situasi karena sampai saat ini informasi maupun kronologi kejadian masih simpang siur.
PGI mengecam keras terjadinya pembubaran Sholat Ied dan pembakaran tersebut karena tidak mencerminkan semangat kerukunan bangsa.
"Tindak kekerasan dalam bentuk apapun dengan alasan apapun tidak dapat dibenarkan karena melukai keutuhan dan tidak mencerminkan sikap kasih yang yang diajarkan oleh Yesus Kristus," kata Henriette.
Sebelumnya, pada 17 Juli terjadi pembubaran, pembakaran rumah ibadah dan kios serta sejumlah orang mengalami luka tembak ketika sedang melangsungkan Shalat Ied di Tolikara.
Terkait hal itu, Direktur Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama, Oditha Hutabarat, menyatakan, pihaknya telah menghubungi ketua Sinode Gereja Injil di Indonesia (GIDI) untuk meminta keterangan sekaligus meminta mereka menyampaikan permohonan maaf.
"Mengingat informasi masih simpang siur, PGI meminta kepada Komnas HAM untuk segera mengirim tim untuk menginvestigasi peristiwa tersebut secara objektif dan transparan," kata Pdt. Henriette Tabita Hutabarat-Lebang selaku Ketua Umum PGI di Jakarta, Sabtu.
PGI juga mengingatkan kepada semua pihak agar bisa menahan diri dan tidak terpancing oleh provokasi yang memperparah situasi karena sampai saat ini informasi maupun kronologi kejadian masih simpang siur.
PGI mengecam keras terjadinya pembubaran Sholat Ied dan pembakaran tersebut karena tidak mencerminkan semangat kerukunan bangsa.
"Tindak kekerasan dalam bentuk apapun dengan alasan apapun tidak dapat dibenarkan karena melukai keutuhan dan tidak mencerminkan sikap kasih yang yang diajarkan oleh Yesus Kristus," kata Henriette.
Sebelumnya, pada 17 Juli terjadi pembubaran, pembakaran rumah ibadah dan kios serta sejumlah orang mengalami luka tembak ketika sedang melangsungkan Shalat Ied di Tolikara.
Terkait hal itu, Direktur Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama, Oditha Hutabarat, menyatakan, pihaknya telah menghubungi ketua Sinode Gereja Injil di Indonesia (GIDI) untuk meminta keterangan sekaligus meminta mereka menyampaikan permohonan maaf.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: