"Seharusnya pemerintah melihat mudik sebagai persoalan besar. Itu sudah jelas, tetapi tetap saja setiap tahun selalu seperti ini," kata dia, saat dihubungi www.antaranews.com, dari Jakarta, Kamis.
Dia mengungkapkan jumlah penduduk yang hijrah ke kota besar selalu bertambah dari tahun ke tahun karena perekonomian yang belum merata.
Akibatnya, saat menjelang Lebaran orang-orang pun berbondong-bondong pulang kampung karena mudik sudah menjadi bagian dari tradisi di Indonesia.
Membludaknya kendaraan di jalan, kecelakaan lalu-lintas karena mudik dan arus balik, dan persoalan lain pun selalu terjadi setiap tahun.
Namun, lanjut dia, hal tersebut tidak terjadi di London, Inggris, meskipun kerap kedatangan turis yang membuat jumlah orang di kota tersebut menjadi dua kali lipat.
"Di London pada hari tertentu jumlah penduduknya bisa bertambah dua kali lipat karena kedatangan turis. Tetapi London bergeming karena mereka siap dengan transportasi," tutur Paulus.
"Coba kalau di sini. Negara ini kalau memang setiap tahun ada aliran segitu banyak orang, seharusnya jalan-jalan antar kota harus siap," katanya.
Namun, lanjut dia, hal tersebut tidak terjadi di London, Inggris, meskipun kerap kedatangan turis yang membuat jumlah orang di kota tersebut menjadi dua kali lipat.
"Di London pada hari tertentu jumlah penduduknya bisa bertambah dua kali lipat karena kedatangan turis. Tetapi London bergeming karena mereka siap dengan transportasi," tutur Paulus.
"Coba kalau di sini. Negara ini kalau memang setiap tahun ada aliran segitu banyak orang, seharusnya jalan-jalan antar kota harus siap," katanya.
"Tetapi setiap tahun selalu ada kecelakaan, selalu terulang. Itulah Indonesia. Menanggapi mudik hanya aktivitas tahunan dan dipersiapkan hanya beberapa bulan sebelumnya. Itu kan lucu," jelas Wiroutomo.
Menurut dia, pemerintah seharusnya mempersiapkan investasi khusus untuk menghadapi musim mudik dan membangun infrastruktur yang betul-betul menunjang.
"Gerak manusia dalam Lebaran juga berdampak ekonomi maka pemerintah mestinya tidak segan-segan melakukan investasi misal pembangunan infrastruktur yang lebih baik," kata dia.
Paulus menuturkan, dampak positif dari aktivitas mudik begitu luas. Saat orang mudik, ujar Paulus, banyak yang berpikir untuk berinvestasi di kampung halaman atau berupaya membangun desanya.
Selain itu, menurut Wiroutomo, mudik juga memiliki makna politis. Apabila ada perbaikan pelayanan saat orang mudik maka hal tersebut bisa mempengaruhi kepercayaan seseorang kepada pemimpin.
"Misal di era Jokowi ada perbaikan di layanan mudik. Maka otomotis mempengaruhi kepercayaan orang ke pemerintah dan berlaku juga untuk pemerintah di daerah. Orang langsung mencatat dan akan diinget terus," tutur dia.
Menurut dia, pemerintah seharusnya mempersiapkan investasi khusus untuk menghadapi musim mudik dan membangun infrastruktur yang betul-betul menunjang.
"Gerak manusia dalam Lebaran juga berdampak ekonomi maka pemerintah mestinya tidak segan-segan melakukan investasi misal pembangunan infrastruktur yang lebih baik," kata dia.
Paulus menuturkan, dampak positif dari aktivitas mudik begitu luas. Saat orang mudik, ujar Paulus, banyak yang berpikir untuk berinvestasi di kampung halaman atau berupaya membangun desanya.
Selain itu, menurut Wiroutomo, mudik juga memiliki makna politis. Apabila ada perbaikan pelayanan saat orang mudik maka hal tersebut bisa mempengaruhi kepercayaan seseorang kepada pemimpin.
"Misal di era Jokowi ada perbaikan di layanan mudik. Maka otomotis mempengaruhi kepercayaan orang ke pemerintah dan berlaku juga untuk pemerintah di daerah. Orang langsung mencatat dan akan diinget terus," tutur dia.