Bandara Notohadinegoro ditutup
16 Juli 2015 13:53 WIB
Kondisi Gunung Raung Gunung Raung mengeluarkan asap solfatara terlihat dari Desa Sempol, Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (13/7/15). Dari pantauan PPGA Raung hingga saat ini gempa tremor masih terus terjadi dengam amplitudo rata-rata 27 milimeter atau turun dari sebelumnya 28 milimeter, namun semburan material vulkanik meningkat. (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya) ()
Jember (ANTARA News) - Bandara Notohadinegoro Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis, masih diselimuti abu vulkanik Gunung Raung, akibatnya bandara tersebut ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Abu vulkanik semakin tebal mengguyur landasan pacu dan sekitar kawasan bandara," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandara Notohadinegoro Edi Purnomo di Jember.
Menurut dia, pihak bandara menerima "Notice to Airmen" (Notam) untuk penutupan bandara pada Kamis hingga pukul 16.00 WIB, sehingga tidak ada aktivitas penerbangan komersial di Bandara Notohadinegoro Jember.
"Penutupan bandara yang berada di Desa Wirowongso, Kecamata Ajung itu sudah berlangsung sejak Senin (13/7) karena abu vulkanik terus mengguyur kawasan bandara," tuturnya.
Edi mengaku tidak tahu pasti kapan Bandara Notohadinegoro dibuka kembali karena pihak bandara selalu berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan AirNav Indonesia.
"Selama abu vulkanik masih turun di sekitar bandara dan rute penerbangan Jember-Surabaya, maka bandara tetap ditutup, namun sewaktu-waktu status itu bisa dicabut, apabila situasi kembali normal," paparnya.
Sementara General Manajer PT Garuda Indonesia Tbk Area Jember, Syamsul Adnan, mengatakan penutupan bandara akibat abu vulkanik Gunung Raung berdampak pada penurunan jumlah penumpang selama arus mudik Lebaran.
"Awalnya prediksi kami terjadi peningkatan jumlah penumpang di bulan Juli seiring dengan liburan sekolah dan arus mudik Lebaran, namun yang terjadi justru sebaliknya yakni penurunan yang cukup signifikan," tuturnya.
Menurut dia, abu vulkanik Gunung Raung berdampak cukup signifikan memengaruhi jumlah penumpang baik dari Bandara Notohadinegoro Jember yang menuju Surabaya maupun penumpang di Bandara Juanda yang menuju Jember.
"Jumlah penumpang yang memesan tiket penerbangan selama arus mudik dan balik cukup banyak, bahkan beberapa hari tercatat penuh sebanyak 70 penumpang sesuai dengan kapasitas pesawat ATR 72-600. Namun semua uang tiket penumpang dikembalikan karena penerbangan dibatalkan (cancel)," paparnya.
Ia berharap aktivitas gunung yang berada di perbatasan Jember-Bondowoso-Banyuwangi itu bisa segera reda dan aktivitas penerbangan di sejumlah wilayah Jatim bisa kembali normal.
"Abu vulkanik semakin tebal mengguyur landasan pacu dan sekitar kawasan bandara," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bandara Notohadinegoro Edi Purnomo di Jember.
Menurut dia, pihak bandara menerima "Notice to Airmen" (Notam) untuk penutupan bandara pada Kamis hingga pukul 16.00 WIB, sehingga tidak ada aktivitas penerbangan komersial di Bandara Notohadinegoro Jember.
"Penutupan bandara yang berada di Desa Wirowongso, Kecamata Ajung itu sudah berlangsung sejak Senin (13/7) karena abu vulkanik terus mengguyur kawasan bandara," tuturnya.
Edi mengaku tidak tahu pasti kapan Bandara Notohadinegoro dibuka kembali karena pihak bandara selalu berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan AirNav Indonesia.
"Selama abu vulkanik masih turun di sekitar bandara dan rute penerbangan Jember-Surabaya, maka bandara tetap ditutup, namun sewaktu-waktu status itu bisa dicabut, apabila situasi kembali normal," paparnya.
Sementara General Manajer PT Garuda Indonesia Tbk Area Jember, Syamsul Adnan, mengatakan penutupan bandara akibat abu vulkanik Gunung Raung berdampak pada penurunan jumlah penumpang selama arus mudik Lebaran.
"Awalnya prediksi kami terjadi peningkatan jumlah penumpang di bulan Juli seiring dengan liburan sekolah dan arus mudik Lebaran, namun yang terjadi justru sebaliknya yakni penurunan yang cukup signifikan," tuturnya.
Menurut dia, abu vulkanik Gunung Raung berdampak cukup signifikan memengaruhi jumlah penumpang baik dari Bandara Notohadinegoro Jember yang menuju Surabaya maupun penumpang di Bandara Juanda yang menuju Jember.
"Jumlah penumpang yang memesan tiket penerbangan selama arus mudik dan balik cukup banyak, bahkan beberapa hari tercatat penuh sebanyak 70 penumpang sesuai dengan kapasitas pesawat ATR 72-600. Namun semua uang tiket penumpang dikembalikan karena penerbangan dibatalkan (cancel)," paparnya.
Ia berharap aktivitas gunung yang berada di perbatasan Jember-Bondowoso-Banyuwangi itu bisa segera reda dan aktivitas penerbangan di sejumlah wilayah Jatim bisa kembali normal.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: