Pontianak (ANTARA News) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Oesman Sapta Odang mengaku prihatin karena masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat membeli listrik dari Kuching, Malaysia.

"Terus terang saya kecewa kita pinjam listrik dari negara tetangga. Itu alat vital," kata Wakil Ketua MPR Oesman dalam acara penyerapan aspirasi masyarakat di Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu.

Namun Oesman realitis bila memang keadaan belum memungkinkan karena negara belum mampu menyediakan listrik bagi penduduk di perbatasan.

Ia berharap, pemerintah segera menyediakan listrik khususnya untuk warga di daerah perbatasan.

"Saya itu paling benci dengan ketergantungan," ujar anggota DPD RI dari Kalimantan Barat itu.

Tidak hanya soal listrik, pendidikan juga menjadi masalah di daerah perbatasan, dan pada dengar pendapat bersama masyarakat Kabupaten Kubu Raya dan Kotamadya Pontianak, terungkap masih banyak masyarakat yang buta huruf.

"Ini tugas pemerintah daerah dan pusat. Kemakmuran harus merata," ujar Oesman.

Dari kondisi ini, dia berharap rasa nasionalisme tidak pernah luntur.

"Nasionalisme bisa berkurang karena situasi tetapi nasionalisme harus terus menerus kita hayati. Oleh jarena itu sosialisasi empat pilar harus terus didengungkan," kata dia yang juga mengatakan media mengambil peran menjaga nasionalisme.

"Hal ini karena nasionalisme bisa memperbaiki seluruh sektor, ekonomi, sosial, dan budaya," tambah Oesman.