Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin tidak mempermasalahkan jika terjadi perbedaan penetapan 1 Syawal 1436 Hijriah.

"Saya berpendapat kebersamaan itu tidak harus seragam. Toh jumlah rakaat tarawih kita juga berbeda, alhamdulillah tidak ada masalah dan tidak perlu diperdebatkan lagi," katanya dalam kegiatan Colloquium Astronomi Indonesia di Jakarta, Selasa.

Ia mengimbau agar umat Islam tidak saling mencemooh dan tidak menyalahkan akibat perbedaan, dan meminta untuk terus saling menghargai.

"Bagi yang ber-Idul Fitri pada 17 Juli tidak perlu menghina yang belum ber-Idul Fitri dengan menyebutnya haram berpuasa pada tanggal 17 tersebut," kata Din Syamsuddin.

"Dan mungkin, yang ber-Idul Fitri pada hari Sabtu, tidak perlu menghina yang ber-Idul Fitri pada hari Jumat dengan mengatakan jumlah puasa mereka kurang," ucapnya.

Ia meyakini bahwa suatu saat nanti umat Islam di Indonesia dapat menjalankan ibadah puasa dan merayakan Idul Fitri secara serentak.

"Kalau belum bisa sepakat sekarang, maka ini harus menjadi wilayah toleransi. Yang paling penting, walaupun kita beragam-ragam karena berbeda, tetapi hati kita satu," kata Din Syamsuddin.