Pemerintah siapkan terobosan berdayakan EBT
14 Juli 2015 00:14 WIB
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said (kiri) bersama Pengamat Ekonomi Faisal Basri (kanan) menjadi pembicara pada diskusi dengan tema "Energi Kita" di Jakarta, Minggu (17/5/15). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A) (
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menilai seluruh jajaran pemerintahan perlu menyiapkan terobosan untuk memberdayakan energi baru terbarukan (EBT) guna mengurangi ketergantungan pada pihak asing.
"Kita tidak akan terus menjadi konsumen dari energi terbarukan dan konservasi, tapi kita harus menjadi partner dari kegiatan investasi pada industri ini," kata Sudirman Said di Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, menurut dia, perlu diciptakan terobosan terkait kebijakan, teknologi, kemampuan sumber daya manusia, hingga pengelolaan keuangan negara, sehingga ketergantungan negara pada pihak asing berkurang.
Menurut dia, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak memungkinkan lagi berperan sebagai uang belanja saja, tapi juga harus menjadi modal.
Ketika kondisi tersebut berhasil diciptakan, Indonesia dapat berperan dalam proses investasi di bidang energi, katanya menambahkan.
"Pemerintah Saudi Arabia sedang bekerja sama dengan sebuah laboratoriun nasional dari Amerika Serikat untuk berinvestasi besar-besaran pada energi baru padahal kandungan minyaknya yang merupakan sumber energi masih cukup untuk 200 tahun, namun mereka sudah mulai mikir bahwa ujungnya memang menggunakan EBT," katanya.
Melihat kondisi tersebut, ia mengatakan saat ini Indonesia tidak boleh ketinggalan untuk melakukan pengembangan pada energi baru terbarukan.
"Pengembangan energi ketika persediaannya sudah akan habis akan membuat kita panik, biasanya dalam keadaan tersebut kita menempuh segala cara, untuk menghindari keadaan itu mari serius berfikir tentang renewable energy, mumpung Indonesia masih memiliki cadangan energi berbasis fosil," kata Sudirman.
"Kita tidak akan terus menjadi konsumen dari energi terbarukan dan konservasi, tapi kita harus menjadi partner dari kegiatan investasi pada industri ini," kata Sudirman Said di Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, menurut dia, perlu diciptakan terobosan terkait kebijakan, teknologi, kemampuan sumber daya manusia, hingga pengelolaan keuangan negara, sehingga ketergantungan negara pada pihak asing berkurang.
Menurut dia, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak memungkinkan lagi berperan sebagai uang belanja saja, tapi juga harus menjadi modal.
Ketika kondisi tersebut berhasil diciptakan, Indonesia dapat berperan dalam proses investasi di bidang energi, katanya menambahkan.
"Pemerintah Saudi Arabia sedang bekerja sama dengan sebuah laboratoriun nasional dari Amerika Serikat untuk berinvestasi besar-besaran pada energi baru padahal kandungan minyaknya yang merupakan sumber energi masih cukup untuk 200 tahun, namun mereka sudah mulai mikir bahwa ujungnya memang menggunakan EBT," katanya.
Melihat kondisi tersebut, ia mengatakan saat ini Indonesia tidak boleh ketinggalan untuk melakukan pengembangan pada energi baru terbarukan.
"Pengembangan energi ketika persediaannya sudah akan habis akan membuat kita panik, biasanya dalam keadaan tersebut kita menempuh segala cara, untuk menghindari keadaan itu mari serius berfikir tentang renewable energy, mumpung Indonesia masih memiliki cadangan energi berbasis fosil," kata Sudirman.
Pewarta: Agita Tarigan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: