Abu Raung guyur Desa Sumberjati
10 Juli 2015 23:25 WIB
Petani membersihkan abu vulkanis yang menempel di tanaman tembakau di Desa Sido Dadi, Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (9/7/15). Hembusan material vulkanis letusan Gunung Raung selama 5 hari terakhir mengakibatkan hujan abu yang merusak tanaman petani di daerah Wongsorejo dan perkebunan Kalibendo. (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)
Jember (ANTARA News) - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Jawa Timur, Heru Widagdo, mengatakan abu vulkanik Gunung Raung mengguyur Desa Sumberjati, Kecamatan Silo, Jumat malam.
"Hujan abu Gunung Raung sangat tipis dan malam ini kami masih mengecek sejauh mana kondisi desa yang diguyur hujan abu itu," kata Heru saat dihubungi ANTARA di Jember.
Berdasarkan laporan yang terekam di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung pada Jumat pukul 12.00-18.00 WIB tercatat secara visual kondisi cuaca terang, angin tenang, suhu udara 22 derajat Celcius, puncak gunung terlihat jelas, asap kelabu tebal dengan tekanan lemah yang mencapai ketinggian 400-500 meter mengarah ke selatan dan barat daya, dan terdengar suara gemuruh lemah.
"Ribuan masker sudah kami distribusikan jauh-jauh hari sebelum gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Jember-Bondowoso-Banyuwangi berstatus siaga pada 29 Juni 2015," tuturnya.
Menurut dia, masker didistribusikan kepada sejumlah desa yang terdampak erupsi Gunung Raung dan persediaan masker ditempatkan di masing-masing balai desa setempat.
"Ketika hujan abu vulkanik turun di wilayah yang terdampak, maka petugas dan relawan bisa membagikan masker tersebut kepada warga," katanya.
Menurut dia, sebanyak 14 desa itu tersebar di Kecamatan Sumberjambe, Ledokombo, dan Silo yang masuk dalam kawasan zona daerah rawan bencana primer dan sekunder.
"Desa Jambearum, Rowosari, Gunung Malang, Cumedak, Sumberjambe, Pringgodani di Kecamatan Sumberjambe, kemudian Desa Slateng, Sumbersalak, Sumberbulus, Sumberlesung di Kecamatan Ledokombo, serta Desa Sumberjati, Sidomulyo, Garahan, dan Sempolan di Kecamatan Silo," paparnya.
Sementara itu, jadwal penerbangan di Bandara Notohadinegoro Jember juga sempat terlambat sekitar 2 jam akibat "Notice to Airmen" dari Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan terkait sebaran abu vulkanik Raung.
Jadwal penerbangan Garuda Indonesia di Bandara Notohadinegoro rute Jember-Surabaya pukul 10.20 WIB, namun pesawat berkapasitas 70 penumpang itu terbang sekitar pukul 12.00 WIB karena Notice to Airmen (Notam) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terkait abu vulkanik Gunung Raung.
"Kami sebagai operator bersama pihak bandara melakukan pengecekan di landasan dan hasilnya tidak ada abu vulkanik yang turun di kawasan Bandara Notohadinegoro Jember," katanya.
"Hujan abu Gunung Raung sangat tipis dan malam ini kami masih mengecek sejauh mana kondisi desa yang diguyur hujan abu itu," kata Heru saat dihubungi ANTARA di Jember.
Berdasarkan laporan yang terekam di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung pada Jumat pukul 12.00-18.00 WIB tercatat secara visual kondisi cuaca terang, angin tenang, suhu udara 22 derajat Celcius, puncak gunung terlihat jelas, asap kelabu tebal dengan tekanan lemah yang mencapai ketinggian 400-500 meter mengarah ke selatan dan barat daya, dan terdengar suara gemuruh lemah.
"Ribuan masker sudah kami distribusikan jauh-jauh hari sebelum gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Jember-Bondowoso-Banyuwangi berstatus siaga pada 29 Juni 2015," tuturnya.
Menurut dia, masker didistribusikan kepada sejumlah desa yang terdampak erupsi Gunung Raung dan persediaan masker ditempatkan di masing-masing balai desa setempat.
"Ketika hujan abu vulkanik turun di wilayah yang terdampak, maka petugas dan relawan bisa membagikan masker tersebut kepada warga," katanya.
Menurut dia, sebanyak 14 desa itu tersebar di Kecamatan Sumberjambe, Ledokombo, dan Silo yang masuk dalam kawasan zona daerah rawan bencana primer dan sekunder.
"Desa Jambearum, Rowosari, Gunung Malang, Cumedak, Sumberjambe, Pringgodani di Kecamatan Sumberjambe, kemudian Desa Slateng, Sumbersalak, Sumberbulus, Sumberlesung di Kecamatan Ledokombo, serta Desa Sumberjati, Sidomulyo, Garahan, dan Sempolan di Kecamatan Silo," paparnya.
Sementara itu, jadwal penerbangan di Bandara Notohadinegoro Jember juga sempat terlambat sekitar 2 jam akibat "Notice to Airmen" dari Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan terkait sebaran abu vulkanik Raung.
Jadwal penerbangan Garuda Indonesia di Bandara Notohadinegoro rute Jember-Surabaya pukul 10.20 WIB, namun pesawat berkapasitas 70 penumpang itu terbang sekitar pukul 12.00 WIB karena Notice to Airmen (Notam) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terkait abu vulkanik Gunung Raung.
"Kami sebagai operator bersama pihak bandara melakukan pengecekan di landasan dan hasilnya tidak ada abu vulkanik yang turun di kawasan Bandara Notohadinegoro Jember," katanya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: