Yuddy desak ASN segera ubah mentalitas dalam pelayanan publik
10 Juli 2015 21:44 WIB
Ilustrasi. Jambore Reformasi Birokrasi. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi memberikan pengarahan dalam pembukaan Jambore Reformasi Birokrasi di Jakarta, Rabu (3/6). Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan pemerintah kabutapen/kota, LSM, mitra pembangunan dan kementerian tersebut bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan melayani di seluruh lapisan. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Yuddy Chrisnandi mengatakan bahwa untuk mewujudkan perbaikan pelayanan publik, hal terpenting harus dilakukan adalah mengubah mentalitas aparatur sipil negara (ASN) itu sendiri.
"Itulah esensi dari revolusi mental aparatur, karenanya ASN harus menanggalkan mental priyayi, dan menggantinya dengan mental melayani," kata Yuddy saat berdialog dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Serang, melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Lebih lanjut, Yuddy mengatakan perubahan mental untuk mewujudkan perbaikan pelayanan tersebut dibutuhkan oleh setiap ASN selain masalah fasilitas.
Dia juga mengatakan, sesuai perintah Presiden Joko Widodo pemerintah daerah diperintahkan untuk mengutamakan pelayanan kegiatan investasi. Karena itu Yuddy juga mendorong agar pelayanan publik yang berhubungan dengan investasi terus ditingkatkan.
"Fokuskan pembenahan pelayanan perijinan, yang di dalamnya banyak SKPD yang terlibat. Pastikan pengusaha yang datang terlayani dengan baik. Tidak ada yang titip menitip dan KKN serta menyalahgunakan wewenang," ujar Yuddy.
Menurutnya, jika pelayanan publik baik, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat, para investor akan saling bercerita dan akhirnya pemodal lain akan datang juga untuk berinvestasi.
"Mereka akan menjadi faktor penarik dari kegiatan investasi. Ujung-ujungnya, akan membuka lapangan kerja baru, otomatis tingkat kemiskinan akan berkurang, dan PAD juga akan naik," kata Yuddy.
Sementara untuk Kota Serang sendiri, Yuddy mengatakan agar Pemkot dapat mendesain tata ruang kota menjadi lebih baik. Pasalnya, Ibukota Provinsi merupakan role model bagi daerah lain di sekitarnya, setidaknya di wilayah Provinsi Banten.
"Jika tidak baik, tidak pantas menjadi ibukota," ujarnya.
Dalam kesematan itu Yuddy menyambangi kantor Imigrasi kelas I Kota Serang. Dari Imigrasi, peninjauan Yuddy dilanjutkan ke Dinas Ketenagakerjaan disana dia mengkritisi lantai di gedung tersebut sangat kotor seperti tidak pernah disapu dan dipel.
"Pak lantai ini kotor sekali. Jika ada masyarakat ke sini, tapi kantornya seperti ini ya kurang minat," kata Yuddy kepada Walikota Serang TB. Haerul Jaman.
Kemudian Yuddy juga meninjau pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Serang, yang letaknya berdampingan dengan Dinakertrans. Loket pelayanan pada Dispendukcapil tersebut kacanya ditutupi kertas.
Hal tersebut menyebabkan masyarakat yang akan bertanya atau mengurus KTP harus berkomunikasi melalui lubang kecil dan agak menunduk untuk melihat petugas yang berada di dalam loket.
Sambil menunduk dan tanya-tanya pada petugas, Yuddy merasakan hal yang tidak enak saat bertanya pada petugas. "Ini memang harus nunduk seperti ini ya," katanya pada Walikota dan Sekda Kota Serang.
Blusukan dilanjutkan dengan menyambangi RSUD Kabupaten Serang, dan sejumlah unit pelayanan publik di Ibukota Provinsi Banten itu.
"Itulah esensi dari revolusi mental aparatur, karenanya ASN harus menanggalkan mental priyayi, dan menggantinya dengan mental melayani," kata Yuddy saat berdialog dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Serang, melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat.
Lebih lanjut, Yuddy mengatakan perubahan mental untuk mewujudkan perbaikan pelayanan tersebut dibutuhkan oleh setiap ASN selain masalah fasilitas.
Dia juga mengatakan, sesuai perintah Presiden Joko Widodo pemerintah daerah diperintahkan untuk mengutamakan pelayanan kegiatan investasi. Karena itu Yuddy juga mendorong agar pelayanan publik yang berhubungan dengan investasi terus ditingkatkan.
"Fokuskan pembenahan pelayanan perijinan, yang di dalamnya banyak SKPD yang terlibat. Pastikan pengusaha yang datang terlayani dengan baik. Tidak ada yang titip menitip dan KKN serta menyalahgunakan wewenang," ujar Yuddy.
Menurutnya, jika pelayanan publik baik, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat, para investor akan saling bercerita dan akhirnya pemodal lain akan datang juga untuk berinvestasi.
"Mereka akan menjadi faktor penarik dari kegiatan investasi. Ujung-ujungnya, akan membuka lapangan kerja baru, otomatis tingkat kemiskinan akan berkurang, dan PAD juga akan naik," kata Yuddy.
Sementara untuk Kota Serang sendiri, Yuddy mengatakan agar Pemkot dapat mendesain tata ruang kota menjadi lebih baik. Pasalnya, Ibukota Provinsi merupakan role model bagi daerah lain di sekitarnya, setidaknya di wilayah Provinsi Banten.
"Jika tidak baik, tidak pantas menjadi ibukota," ujarnya.
Dalam kesematan itu Yuddy menyambangi kantor Imigrasi kelas I Kota Serang. Dari Imigrasi, peninjauan Yuddy dilanjutkan ke Dinas Ketenagakerjaan disana dia mengkritisi lantai di gedung tersebut sangat kotor seperti tidak pernah disapu dan dipel.
"Pak lantai ini kotor sekali. Jika ada masyarakat ke sini, tapi kantornya seperti ini ya kurang minat," kata Yuddy kepada Walikota Serang TB. Haerul Jaman.
Kemudian Yuddy juga meninjau pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Serang, yang letaknya berdampingan dengan Dinakertrans. Loket pelayanan pada Dispendukcapil tersebut kacanya ditutupi kertas.
Hal tersebut menyebabkan masyarakat yang akan bertanya atau mengurus KTP harus berkomunikasi melalui lubang kecil dan agak menunduk untuk melihat petugas yang berada di dalam loket.
Sambil menunduk dan tanya-tanya pada petugas, Yuddy merasakan hal yang tidak enak saat bertanya pada petugas. "Ini memang harus nunduk seperti ini ya," katanya pada Walikota dan Sekda Kota Serang.
Blusukan dilanjutkan dengan menyambangi RSUD Kabupaten Serang, dan sejumlah unit pelayanan publik di Ibukota Provinsi Banten itu.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015
Tags: