Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Ignatius Jonan menginspeksi fasilitas bagi pemudik yang akan berangkat melalui Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat.

Dalam inspeksi tersebut, Menteri Jonan dan stafnya menemukan lima bus yang tidak dapat diberangkatkan karena kondisi pengemudinya.

"Alasannya lebih ke kondisi fisik pengemudi, ada yang sedang sakit dan ada yang sedang mengonsumsi obat," kata dia.

Jonan juga mengunjungi kelima supir bus trayek Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang kini dirawat di klinik Terminal Kampung Rambutan.

"Inilah pentingnya tes urine bagi pengemudi, jadi kalau tidak prima, tidak boleh berangkat," kata dia.

Kementerian Perhubungan telah mewajibkan semua pengelola terminal untuk mengadakan tes urine bagi supir bus arus mudik dan balik Lebaran 2015.

Selain memeriksa kondisi bus dan pengemudinya, Jonan juga meninjau loket pembelian tiket dan posko istirahat bagi pemudik dan ruangan khusus bagi ibu menyusui.

"Idealnya semua fasilitas itu juga tersedia di hari biasa," kata dia.

Terkait penurunan jumlah pemudik menggunakan bus yang diperkirakan mencapai 6 persen, Menteri Jonan mengatakan penyebabnya bisa karena penumpang beralih moda angkutan maupun faktor internal terminal.

"Kalau terminal ini direnovasi supaya lebih nyaman, saya kira orang juga akan tertarik mudik menggunakan bus," kata dia.

Menurut Kepala Terminal Kampung Rambutan Laudin Situmorang, kemungkinan puncak mudik akan terjadi pada 14 Juli 2015.

Laudin mengatakan perkiraan tersebut didasarkan dari jumlah penumpang mudik pada H-3 Lebaran tahun 2014 yang mencapai 15.221 orang.