Asma Nadia siapkan dua film baru
8 Juli 2015 08:21 WIB
Penulis Asma Nadia dalam pemutaran perdana "Surga Yang Tak Dirindukan" yang diadaptasi dari novelnya di Jakarta, Selasa (7/7/2015) (ANTARA News/ Nanien Yuniar)
Jakarta (ANTARA News) - Setelah novel Surga Yang Tak Dirindukan diadaptasi ke layar lebar, Asma Nadia menyiapkan dua novel lain yang akan dihadirkan dalam bentuk film.
"Pesantren Impian dan Jilbab Traveler," kata Asma kepada Antara News usai pemutaran Surga Yang Tak Dirindukan di Jakarta, Selasa (7/7).
Dua novel itu mengusung genre yang berbeda, Pesantren Impian bergenre misteri thriller sementara Jilbab Traveler menguak sisi Asma Nadia yang telah berkeliling dunia.
Asma mengemukakan Pesantren Impian akan digarap sutradara Ifa Isfansyah. Saat ini, katanya, skenario sedang digodok hingga matang, lokasi dan pemain pun masih dicari. Yogyakarta tampaknya akan menjadi latar belakang dari cerita.
Sementara itu, pengambilan gambar Jilbab Traveler akan bertempat di Korea Selatan. Adik penulis Helvy Tiana Rosa itu menambahkan ada kemungkinan syuting pun dilakukan di Eropa.
Asma mengatakan setiap karyanya mengandung sebuah perjuangan. Dalam "Emak Ingin Naik Haji", Asma menyinggung fakta timpangnya nasib orang-orang yang ingin berhaji di Indonesia. Ada yang dengan mudah dapat ke Tanah Suci berkali-kali, ada yang menabung seumur hidup namun tak kunjung meraih kesempatan itu.
"Rumah Tanpa Jendela" berisi persoalan sosial, sementara "Surga Yang Tak Dirindukan" mengangkat tema poligami.
"Pesantren Impian ada masalah narkoba, di Jilbab Traveler sisi traveling Asma Nadia belum tersentuh," imbuh dia.
Dia berharap dapat menginspirasi bahwa anak-anak dari keluarga kurang mampu, seperti yang pernah dialaminya dulu, juga dapat keliling dunia ke puluhan negara. Asma ingin agar setiap film yang diadaptasi dari novelnya dapat memperluas media edukasi bagi masyarakat.
Dia mengemukakan beberapa syarat yang diajukan kepada setiap rumah produksi yang ingin menggarap novelnya, yakni memiliki hak berdiskusi mengenai pemilihan penulis skenario serta pemain.
"Semoga Allah masih buka pintu buat saya sehingga karya saya bisa diwujudkan terus dalam film," imbuh dia.
Novel-novelnya yang telah diwujudkan menjadi film antara lain Emak Ingin Naik Haji, Rumah Tanpa Jendela, Assalamualaikum Beijing dan Surga Yang Tak Dirindukan. Sementara itu, sang kakak Helvy Tiana Rosa juga sedang mempersiapkan adaptasi film perdananya dari novel Ketika Mas Gagah Pergi yang rencananya tayang Januari 2016.
"Pesantren Impian dan Jilbab Traveler," kata Asma kepada Antara News usai pemutaran Surga Yang Tak Dirindukan di Jakarta, Selasa (7/7).
Dua novel itu mengusung genre yang berbeda, Pesantren Impian bergenre misteri thriller sementara Jilbab Traveler menguak sisi Asma Nadia yang telah berkeliling dunia.
Asma mengemukakan Pesantren Impian akan digarap sutradara Ifa Isfansyah. Saat ini, katanya, skenario sedang digodok hingga matang, lokasi dan pemain pun masih dicari. Yogyakarta tampaknya akan menjadi latar belakang dari cerita.
Sementara itu, pengambilan gambar Jilbab Traveler akan bertempat di Korea Selatan. Adik penulis Helvy Tiana Rosa itu menambahkan ada kemungkinan syuting pun dilakukan di Eropa.
Asma mengatakan setiap karyanya mengandung sebuah perjuangan. Dalam "Emak Ingin Naik Haji", Asma menyinggung fakta timpangnya nasib orang-orang yang ingin berhaji di Indonesia. Ada yang dengan mudah dapat ke Tanah Suci berkali-kali, ada yang menabung seumur hidup namun tak kunjung meraih kesempatan itu.
"Rumah Tanpa Jendela" berisi persoalan sosial, sementara "Surga Yang Tak Dirindukan" mengangkat tema poligami.
"Pesantren Impian ada masalah narkoba, di Jilbab Traveler sisi traveling Asma Nadia belum tersentuh," imbuh dia.
Dia berharap dapat menginspirasi bahwa anak-anak dari keluarga kurang mampu, seperti yang pernah dialaminya dulu, juga dapat keliling dunia ke puluhan negara. Asma ingin agar setiap film yang diadaptasi dari novelnya dapat memperluas media edukasi bagi masyarakat.
Dia mengemukakan beberapa syarat yang diajukan kepada setiap rumah produksi yang ingin menggarap novelnya, yakni memiliki hak berdiskusi mengenai pemilihan penulis skenario serta pemain.
"Semoga Allah masih buka pintu buat saya sehingga karya saya bisa diwujudkan terus dalam film," imbuh dia.
Novel-novelnya yang telah diwujudkan menjadi film antara lain Emak Ingin Naik Haji, Rumah Tanpa Jendela, Assalamualaikum Beijing dan Surga Yang Tak Dirindukan. Sementara itu, sang kakak Helvy Tiana Rosa juga sedang mempersiapkan adaptasi film perdananya dari novel Ketika Mas Gagah Pergi yang rencananya tayang Januari 2016.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: