Surabaya (ANTARA News) - Sekitar 26 lukisan religius karya sembilan pelukis dari Surabaya dipamerkan di area temporer Museum Kota Surabaya sejak 6 hingga 12 Juni 2015.

"Lukisan itu memang dipajang untuk dipamerkan kepada khalayak seniman maupun umum, namun tidak menutup kemungkinan juga bagi mereka yang hendak memiliki karya salah satu pelukis tersebut dapat membelinya," kata panitia acara pameran lukisan Agus Koecink, di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, pameran seni lukis yang mengusung tema Nang Nung Ning, merupakan tema dengan spririt religius sebagai bentuk pengungkapan tentang kesadaran manusia akan penciptanya.

"Para pelukis berkarya dengan mengambil inspirasi dari surat Al Quran, Hadist dan Kehidupan sosial masyarakat," katanya.

Sebelumnya, kata dia, ada dua agenda yaitu, pameran seni rupa dengan koordinator Taufik Monyong dan pameran fotografi dari Mahasiswa.

"Dilanjut besok 25 Juli ada pameran bertajuk Surabaya dalam sketsaku yang digagas oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW)," ujarnya.

Agus yang berprofesi sebagai dosen di universitas swasta di Kota Surabaya ini menyebutkan dipilihnya tema tentang religi, dikarenakan dengan jatuhnya acara pada bulan Ramadhan.

Proses pemilihan ke-sembilan seniman ini, kata Agus, diharuskan untuk mendata seniman yang tetap konsisten dalam menghasilkan karya seni lukis. Setelah melakukan pendataan selama kurang lebih dua bulan, akhirnya ia memilih sembilan pelukis yang berpartisipasi dalam pameran ini yaitu Andiek Eko, Budi Sulaiman, Setyoko, Zaynal AM, Lukman Hidayat, Yang Boo, Iwan Suwarno, Syamdhuro, dan Istoyo.

Pameran yang diadakan sebagai bagian dari program Museum Surabaya tersebut, ternyata mampu menarik perhatian masyarakat, termasuk mereka yang masih berusia dini yakni Darren Donovan(10) dan Euriko Alexander(11). Menurut Darren meskipun ia kurang paham tentang arti lukisan tersebut, namun ia berusaha memahami melalui warna yang ditorehkan para seniman melalui media kanvas.

Agus menambahkan selain untuk ajang pameran seni lukis, acara ini juga dijadikan sebagai sarana publikasi agar masyarakat semakin tahu tentang keberadaan Museum Surabaya.