Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri mendorong produk-produk halal Indonesia untuk memasuki pasar di kawasan Asia, Pasifik, dan Afrika karena ada potensi pasar yang menjanjikan bagi produk halal Indonesia di kawasan tersebut.

"Populasi Muslim sebesar 1,6 miliar dari total populasi dunia merupakan potensi pasar yang menjanjikan untuk produk halal Indonesia," kata Direktur Jenderal Aspasaf Kemlu Yuri O. Thamrin dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

Yuri menyebutkan, menurut laporan "Global State of Islamic Economic", permintaan produk halal dunia akan mengalami pertumbuhan sebesar 9,5 persen dalam enam tahun ke depan, yaitu dari dua triliun dolar AS pada 2013 menjadi 3,7 triliun dolar AS pada 2019.

Terkait potensi tersebut, Kementerian Luar Negeri melalui Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Ditjen Aspasaf) menyelenggarakan kegiatan diskusi bertema "Identifikasi dan Pemetaan Pasar Produk Halal", di IPB
International Convention Center, Bogor pada Senin (6/7).

Sebanyak 200 perusahaan produsen produk halal makanan, minuman, kosmetik dan obat-obatan diundang dalam kegiatan diskusi itu.

Diskusi tersebut dihadiri oleh narasumber dari beberapa kementerian/lembaga, antara lain Plt. Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kemlu, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan, Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika MUI (LPPOM MUI), Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Komite Timur Tengah, Perwakilan KBRI di Muscat.

Yuri menyampaikan bahwa diskusi itu dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha di Indonesia untuk lebih memahami mengenai pasar produk halal di kawasan Asia Pasifik dan Afrika.

"Perkiraan kenaikan permintaan untuk produk halal tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan bagi pelaku usaha dalam negeri," ujar dia.

Di samping itu, kata dia, Indonesia juga akan menghadapi pasar Ekonomi ASEAN pada akhir tahun 2015, sehingga ekspor perlu ditingkatkan untuk memperoleh devisa bagi negara.

Para pelaku usaha yang hadir dalam diskusi yang diadakan Ditjen Aspasaf Kemlu itu menerima buku berjudul "Informasi dan Importir Produk Halal di Asia Pasifik dan Afrika". Buku tersebut berisi informasi mengenai produk-produk halal di negara-negara Asia Pasifik dan Afrika serta potensi dan peluang pasar produk halal di sekitar 40 negara.

Selain itu, buku tersebut juga memuat kontak dari sekitar 550 importir produk halal dari kawasan Aspasaf.

"Diharapkan para pelaku usaha produk halal Indonesia dapat segera menindaklanjuti berbagai permintaan tersebut," kata Yuri.