Jasa penukaran uang "dadakan" bermunculan di Semarang
6 Juli 2015 20:45 WIB
Pemeriksaan Jasa Penukaran Uang Kepolisian Resor Jombang melakukan pemeriksaan penyedia jasa penukaran uang non-bank di Jombang, Jawa Timur, Selasa (30/6). Pemeriksaan tersebut untuk mengantisipasi peredaran uang palsu serta mengantisipasi tindakan kriminal karena keberadaan memajang uang dalam jumlah banyak. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif) ()
Semarang (ANTARA News) - Penjaja jasa penukaran uang "dadakan" kembali bermunculan di Kota Semarang memasuki pertengahan bulan Ramadhan, seperti terlihat di Jalan Pahlawan Semarang.
"Saya sudah empat tahun menekuni usaha ini setiap kali bulan Ramadhan. Hasilnya selama ini cukup lumayan," kata Henri, penjaja jasa penukaran di Jalan Pahlawan Semarang, Senin.
Ditemui di sela aktivitasnya menawarkan jasa penukaran uang, pria asli Semarang itu mengakui memulai usahanya pada pertengahan Ramadhan dan setiap harinya bisa meraup untung sampai Rp200 ribu.
Menurut dia, jasa penukaran uang sangat diminati masyarakat karena biasanya orang membagi-bagikan uang kepada sanak saudaranya ketika mudik atau pulang ke kampung halaman.
"Yang dibagi-bagi kan biasanya uang pecahan. Makanya, banyak orang butuh menukarkan uang yang nominalnya besar dengan pecahan kecil untuk dibagi-bagi ke sanak saudaranya," katanya.
Makanya, kata dia, peluang itu dimanfaatkannya untuk mengais rezeki dengan menjajakan jasa penukaran uang di pinggir-pinggir jalan karena lebih mudah diakses oleh masyarakat.
Dari setiap nominal Rp100 ribu uang yang ditukarkan, pria yang mengaku belum memiliki pekerjaan tetap itu mematok ongkos jasa sebesar Rp10 ribu, dan akan berlaku kelipatannya.
"Kebetulan, saya pilih di sini (Jalan Pahlawan, red.) karena sangat ramai dan strategis. Setiap hari, pasti ada saja pengendara lewat yang menukarkan uang ke saya," pungkasnya.
Keuntungan yang menggiurkan dari bisnis jasa penukaran uang "dadakan" itu membuat banyak orang tergiur, termasuk Harto, karyawan swasta yang "nyambi" menekuni usaha "dadakan" itu.
"Sebagai modal awal, saya siapkan Rp10 juta. Saya baru dua tahun menekuni usaha ini karena untungnya lumayan. Karena saya bekerja, saya hanya buka saat sedang libur," katanya.
Meski demikian, Harto mengakui setidaknya mampu meraup untung minimal RP50 ribu dalam satu hari dari bisnis jasa penukaran uang yang dilakoninya di pinggir Jalan Pahlawan, Semarang.
Saat ini, setidaknya ada puluhan penjaja jasa penukaran uang yang ada di sepanjang Jalan Pahlawan, mulai kawasan Simpang Lima sampai depan Markas Kepolisian Daerah Jawa Tengah.
"Saya sudah empat tahun menekuni usaha ini setiap kali bulan Ramadhan. Hasilnya selama ini cukup lumayan," kata Henri, penjaja jasa penukaran di Jalan Pahlawan Semarang, Senin.
Ditemui di sela aktivitasnya menawarkan jasa penukaran uang, pria asli Semarang itu mengakui memulai usahanya pada pertengahan Ramadhan dan setiap harinya bisa meraup untung sampai Rp200 ribu.
Menurut dia, jasa penukaran uang sangat diminati masyarakat karena biasanya orang membagi-bagikan uang kepada sanak saudaranya ketika mudik atau pulang ke kampung halaman.
"Yang dibagi-bagi kan biasanya uang pecahan. Makanya, banyak orang butuh menukarkan uang yang nominalnya besar dengan pecahan kecil untuk dibagi-bagi ke sanak saudaranya," katanya.
Makanya, kata dia, peluang itu dimanfaatkannya untuk mengais rezeki dengan menjajakan jasa penukaran uang di pinggir-pinggir jalan karena lebih mudah diakses oleh masyarakat.
Dari setiap nominal Rp100 ribu uang yang ditukarkan, pria yang mengaku belum memiliki pekerjaan tetap itu mematok ongkos jasa sebesar Rp10 ribu, dan akan berlaku kelipatannya.
"Kebetulan, saya pilih di sini (Jalan Pahlawan, red.) karena sangat ramai dan strategis. Setiap hari, pasti ada saja pengendara lewat yang menukarkan uang ke saya," pungkasnya.
Keuntungan yang menggiurkan dari bisnis jasa penukaran uang "dadakan" itu membuat banyak orang tergiur, termasuk Harto, karyawan swasta yang "nyambi" menekuni usaha "dadakan" itu.
"Sebagai modal awal, saya siapkan Rp10 juta. Saya baru dua tahun menekuni usaha ini karena untungnya lumayan. Karena saya bekerja, saya hanya buka saat sedang libur," katanya.
Meski demikian, Harto mengakui setidaknya mampu meraup untung minimal RP50 ribu dalam satu hari dari bisnis jasa penukaran uang yang dilakoninya di pinggir Jalan Pahlawan, Semarang.
Saat ini, setidaknya ada puluhan penjaja jasa penukaran uang yang ada di sepanjang Jalan Pahlawan, mulai kawasan Simpang Lima sampai depan Markas Kepolisian Daerah Jawa Tengah.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: