Beirut (ANTARA News) - Setidaknya 22 orang, termasuk enam warga sipil dan seorang bocah, tewas dalam serangan-serangan udara Amerika Serikat pada Sabtu dan Minggu ke ibu kota Suriah yang dikuasai Negara Islam (IS).

Korban-korban lainnya yang tewas dalam serangan ke kota Raqa adalah para petempur IS, kata kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights.

Puluhan orang juga luka-luka.

Koalisi pimpinan AS, yang meluncurkan perang udara terhadap IS di Suriah pada September tahun lalu, mengatakan pihaknya telah melangsungkan serangan-serangan udara "penting" ke Raqa.

"Serangan udara signifikan malam ini telah dilancarkan untuk melumpuhkan kemampuan Daesh alias NIIS/ISIS menggerakkan militernya di Suriah dan menuju Irak," kata juru bicara Letnan Kolonel Thomas Gilleran.

"Serangan ini salah satu dari pertempuran terbesar yang telah kami jalani di Suriah dan (serangan) ini akan melemahkan kemampuan Daesh untuk bergerak dari Raqa." Daesh adalah istilah dalam bahasa Arab untuk NIIS/ISIS

Pasukan koalisi telah berhasil mengenai berbagai target di Raqa hingga menghancurkan bangunan-bangunan serta rute-rute perhubungan IS, kata pernyataan.

Serangan-serangan tersebut telah secara tajam mengerutkan kebebasan pergerakan teroris, tambah pernyataan itu.

Washington saat ini tengah memimpin koalisi untuk memerangi IS di Suriah dan Irak. Di dua negara itu, IS telah menyatakan "kekhalifahan" Islam di wilayah-wilayah yang dikuasainya.

Kelompok tersebut muncul di Suriah pada 2013 dan sekarang mengendalikan sekitar setengah dari wilayah negara itu, kendati banyak wilayah yang dikuasainya itu merupakan daerah gurun pasir.

Sejak konflik mulai meletus pada Maret 2011, sudah lebih dari 230.000 orang yang tewas di Suriah.