Boko Haram tewaskan 200 orang dalam 48 jam di Nigeria
4 Juli 2015 19:28 WIB
Tentara Nigeria memperlihatkan bendera Boko Haram yang mereka sita dari kota Damasak yang baru saja mereka rebut di Nigeria, Rabu (18/3). Tentara Chad dan Nigeria merebut kota tersebut dari militan Boko Haram awal pekan ini. (REUETRS/Emmanuel Braun)
Kano, Nigeria (ANTARA News) - Kelompok Boko Haram kembali melakukan pembunuhan massal di Nigeria bagian utara dengan membunuh hampir 200 orang selama 48 jam, demikian sejumlah warga sekitar tempat kejadian mengatakan pada Jumat waktu setempat.
Presiden Muhammadu Buhari menyebut pembunuhan massal tersebut sebagai kekerasan "yang tidak manusiawi dan barbar."
Sejak Rabu lalu, Boko Haram telah melakukan serangkaian serangan di negara bagian Borno dengan menembaki para warga yang tengah berbuka puasa bersama. Selain itu, mereka membunuh sejumlah perempuan dan menyeret laki-laki di tengah malam.
Seorang pelaku bom bunuh diri perempuan juga menewaskan 12 warga di masjid Borno. Meski belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, Boko Haram dikenal sering menggunakan perempuan sebagai bom manusia pada masa lalu.
"Presiden Muhammadu Buhari mengecam gelombang pembunuhan terbaru ini, menyebutnya sebagai tindakan yang paling tidak manusiawi dan barbar," tulis kantor kepresidenan dalam penyataan resmi.
Sejak awal kemunculannya pada 2009 lalu, Boko Haram telah menewaskan lebih dari 15.000 orang.
Sementara itu berita mengenai pembunuhan massal terbaru pertama kali terdengar pada Kamis, saat beberapa penyintas mengaku telah menyaksikan serangan di tiga desa negara bagian Borno. Saat itu, setidaknya 145 orang tewas dan banyak rumah dibakar.
Pada Jumat, kabar yang lebih rinci mulai muncul dari warga desa Kukawa, dekat danau Chad, yang menjadi tempat dengan jumlah korban terbesar.
Seorang saksi, Baana Kole, mengatakan kepada AFP bahwa dia bersama sejumlah teman berhasil bersembunyi di semak-semak saat serangan terjadi. Pada keesokan harinya, mereka kembali untuk mengubur para korban dan menemukan bahwa Boko Haram telah menyebar ranjau di setiap sudut.
"Beberapa warga yang bersembunyi di pepohonan melihat mereka menyebar ranjau dan mengingatkan saat kami kembali. Akibatnya, banyak mayat yang hingga kini belum dikuburkan," kata dia.
Kurang dari 24 jam kemudian, seorang gadis berusia 15 tahun meledakkan diri sendiri di sebuah masjid--sekitar 150 kilometer dari tempat kejadian pertama--saat para jamaah hendak menunggu buka puasa.
"Para jamaah sebenarnya sudah meminta dia untuk pergi karena waspada terhadap sejumlah kejadian bom bunuh diri baru-baru ini. Dia kemudian pergi. Tetapi saat kami bersiap menjalankan shalat Maghrib, dia tiba-tiba berlari ke arah masjid dan meledakkan diri," kata Danlami Ajaokuta, seorang saksi.
Pada Jumat sore waktu setempat, pasukan pemerintah Nigeria kemudian merespon dengan menggempur Boko Haram di desa Zabarmari, sekitar 10 kilometer dari ibu kota negara bagian Borno, Maiduguri.
Serangan itu ditujukan untuk mencegah Boko Haram memasuki ibu kota.
Sejak Buhari berkuasa pada 29 Mei lalu, Boko Haram terus mengkonsolidasi diri dan meningkatkan intensitas serangan di sejumlah tempat yang mengakibatkan hilangnya sekitar 450 nyawa.
Presiden Muhammadu Buhari menyebut pembunuhan massal tersebut sebagai kekerasan "yang tidak manusiawi dan barbar."
Sejak Rabu lalu, Boko Haram telah melakukan serangkaian serangan di negara bagian Borno dengan menembaki para warga yang tengah berbuka puasa bersama. Selain itu, mereka membunuh sejumlah perempuan dan menyeret laki-laki di tengah malam.
Seorang pelaku bom bunuh diri perempuan juga menewaskan 12 warga di masjid Borno. Meski belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, Boko Haram dikenal sering menggunakan perempuan sebagai bom manusia pada masa lalu.
"Presiden Muhammadu Buhari mengecam gelombang pembunuhan terbaru ini, menyebutnya sebagai tindakan yang paling tidak manusiawi dan barbar," tulis kantor kepresidenan dalam penyataan resmi.
Sejak awal kemunculannya pada 2009 lalu, Boko Haram telah menewaskan lebih dari 15.000 orang.
Sementara itu berita mengenai pembunuhan massal terbaru pertama kali terdengar pada Kamis, saat beberapa penyintas mengaku telah menyaksikan serangan di tiga desa negara bagian Borno. Saat itu, setidaknya 145 orang tewas dan banyak rumah dibakar.
Pada Jumat, kabar yang lebih rinci mulai muncul dari warga desa Kukawa, dekat danau Chad, yang menjadi tempat dengan jumlah korban terbesar.
Seorang saksi, Baana Kole, mengatakan kepada AFP bahwa dia bersama sejumlah teman berhasil bersembunyi di semak-semak saat serangan terjadi. Pada keesokan harinya, mereka kembali untuk mengubur para korban dan menemukan bahwa Boko Haram telah menyebar ranjau di setiap sudut.
"Beberapa warga yang bersembunyi di pepohonan melihat mereka menyebar ranjau dan mengingatkan saat kami kembali. Akibatnya, banyak mayat yang hingga kini belum dikuburkan," kata dia.
Kurang dari 24 jam kemudian, seorang gadis berusia 15 tahun meledakkan diri sendiri di sebuah masjid--sekitar 150 kilometer dari tempat kejadian pertama--saat para jamaah hendak menunggu buka puasa.
"Para jamaah sebenarnya sudah meminta dia untuk pergi karena waspada terhadap sejumlah kejadian bom bunuh diri baru-baru ini. Dia kemudian pergi. Tetapi saat kami bersiap menjalankan shalat Maghrib, dia tiba-tiba berlari ke arah masjid dan meledakkan diri," kata Danlami Ajaokuta, seorang saksi.
Pada Jumat sore waktu setempat, pasukan pemerintah Nigeria kemudian merespon dengan menggempur Boko Haram di desa Zabarmari, sekitar 10 kilometer dari ibu kota negara bagian Borno, Maiduguri.
Serangan itu ditujukan untuk mencegah Boko Haram memasuki ibu kota.
Sejak Buhari berkuasa pada 29 Mei lalu, Boko Haram terus mengkonsolidasi diri dan meningkatkan intensitas serangan di sejumlah tempat yang mengakibatkan hilangnya sekitar 450 nyawa.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015
Tags: