Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjalin kerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di bidang pendidikan karakter anak bangsa guna mencegah terus merebaknya radikalisme di Indonesia.
Kerja sama ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat, usai buka bersama.
"Sudah terbukti bahwa lulusan pondok pesantren memiliki sikap nasionalisme yang lebih baik dibandingkan sekolah umum. Ini yang akan ditularkan oleh Nahdlatul Ulama ke siswa-siswa di sekolah umum," kata Said Aqil.
Melalui kerja sama tersebut, diharapkan akan tersebar luas sifat moderat ala NU yang target akhirnya adalah mencegah terus menyebarnya sikap radikal.
"Sudah terbukti juga kalau pelaku tindakan radikal lebih banyak dari lulusan sekolah umum. Itu yang harus diputus, dan NU memiliki tugas membantu pemerintah melakukannya," kata Said Aqil.
Melalui kerja sama itu pula Said Aqil meminta Kemendikbud untuk melibatkan NU dalam penyusunan buku-buku mata pelajaran yang belakangan seringkali disisipi dengan ajaran-ajaran radikal.
"NU tidak kekurangan SDM untuk bisa membantu pemerintah mencegah radikalisme terus menyebar luas," kata Said Aqil.
Menteri Anies sendiri tidak memberikan sambutan pada acara itu. Ia langsung pamit usai membubuhkan tanda tangan karena harus segera hadir di Istana Presiden.
Kemendikbud-PBNU kerja sama di bidang pendidikan karakter
3 Juli 2015 23:26 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj (kanan) usai menandatangani nota kesepahaman di Jakarta, Jumat (3/7/15). (antaranews/samsul hadi)
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015
Tags: