Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, hubungan Tiongkok dan Indonesia yang sudah melalui sejarah yang panjang, perlu terus dipererat.

"Tiongkok bagi Indonesia adalah sahabat di kala susah dan senang," katanya saat berjumpa dengan Wakil Ketua Parlemen Tiongkok, Han Qide, di Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Jumat.

Zulkifli mengatakan, hubungan kedua negara dari masa ke masa terus meningkat yang ditunjukan dengan kunjungan antar pemimpin kedua negara. Ia berharap hubungan yang berlangsung tidak hanya antarpemerintah, namun juga antarparlemen dan antarmasyarakat.

Ia juga merasa bangga bahwa Tiongkok mengalami perkembangan yang pesat. "Saya mengikuti terus perkembangan Tiongkok," katanya

Zulkifli juga meyakini bahwa dalam abad yang akan datang, Tiongkok bisa setara dengan negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, baik dari segi ekonomi maupun perkembangan teknologi.

Han Qide membenarkan apa yang dikatakan oleh Zulkifli bahwa hubungan kedua negara telah berlangsung sejak lama. “Hubungan negara telah terjalin dan banyak mengalami kemajuan,” papar Han.

Siaran pers MPR menyebutkan, Han datang ke Indonesia tidak hanya sebagai Wakil Ketua Parlemen Tiongkok, tetapi juga selaku Ketua Asosiasi Perdamaian dan Perlucutan Senjata. Untuk itu, ia ingin kunjungan tersebut juga dapat meningkatkan kerja sama dan mendorong pertukaran di bidang perdamaian.

Ia menguraikan, 70 tahun yang lalu, Indonesia masih dijajah oleh negara asing. Sebagai negara yang pernah mengalami nasib yang sama dijajah negara asing, Han mengingingkan Tiongkok dan ASEAN bisa bersatu untuk bersaing dengan negara-negara maju.

"Kita harus bersama untuk merebut peluang," katanya.

Sebelum menemui Zulkifli, Han baru saja mengunjungi Bali. Melihat pemandangan di Bali, ia mengatakan bahwa kedua negara memiliki kemiripan dalam segi budaya, dan yakin Indonesia dan Tiongkok ingin menjadi negara modern.