Uang Kontrak Lapindo ke Warga Perum TAS I Tertunda
8 Januari 2007 18:18 WIB
Sidoarjo (ANTARA News) - Pembagian uang kontrak bagi warga Perum Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS) I tertunda kembali, karena dana transfer dari PT Lapindo Brantas Inc. ke rekening Satlak Penanggulangan Bencana Lumpur di Sidoarjo belum masuk.
Kepala Sub-Dinas (Kasubdin) Bina Sosial Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Sidoarjo, Drs Ilhamudin, selaku Tim Pelaporan Satuan Pelaksana Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo (PSLS) di Sidoarjo, Senin, menyatakan bahwa transfer uang dari PT Lapindo Brantas Inc. hingga Senin belum masuk.
Padahal, pihak Lapindo, yang proyeknya membuat semburan lumpur panas ke perumahan penduduk, menjanjikan pemberian uang kontrak, uang pindahan, dan dana Jaminan Hidup (Jadup) tersebut dibagikan di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mulai Senin.
"Kami terbentur dananya, dan kami mohon maaf. Belum ada transfer dari Lapindo, sehingga kami tidak bisa apa-apa," kata Ilhamudin.
Ia menjelaskan, untuk administrasi pembayaran uang kontrak bagi warga Perum TAS I sudah siap dilakukan, bahkan pendataan ulang dan verifikasi data juga dilakukan sejak awal kejadian luberan lumpur melanda di wilayah Perum TAS I.
"Kami setiap saat selalu mengecek dana itu, apakah sudah masuk atau belum, yang ada saat ini hanya sisa saldo lalu sebesar Rp19 juta di rekening," ujarnya.
Selain itu, ia menyatakan, pihaknya sudah menghubungi setiap kali ada waktu, namun dari pihak Lapindo tidak bisa dihubungi. "Kami sudah berupaya untuk menghubunginya, tapi selalu tidak bisa," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, Sabastian Djafar selaku pejabat Sumber Daya Manusia PT Lapindo Brantas Inc, yang dihubungi secara terpisah mengemukakan bahwa tidak mengetahui dengan pasti mengenai kelambatan uang transfer tersebut.
Ia memperkirakan, belum masuknya transfer pengiriman dana itu, karena kendala dari mekanisme pihak bank.
"Kondisinya saya belum tahu persis, apakah dana itu berasal dari dalam negeri ataukah luar negeri, serta termasuk kemungkinan-kemungkinan lain. Kami belum tahu," demikian Sabastian. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007
Tags: